Mantan Ketua Umum Ikantan Santri
Kalimantan Barat, Sutriyadi menggelar sarasehan bersama beberapa perwakilan
santri se-Kabupaten Kubu Raya di Ambawang (25/11).
Dalam kegiatan
tersebut membahas terkait isu-isu politik nasional dan daerah. Baik Provinsi
Kalimantan Barat pada pemilihan 2024 maupun pemilihan pada kabupaten dan kota.
Selain itu juga membahas gerakan para santri khususnya kiai-kiai dalam
pengabdiannya di bidang politik.
Dalam pertemuannya,
alumni santri Malang itu menyinggung kaum sarungan di kancah politik domistik.
Sebab banyak santri khususnya kiai NU yang memiliki elektabilitas tinggi,
memilih berjuang di ranah pendidikan. Oleh sebab itu, ia berharap ada sosok
kiai yang berani tampil dan bertarung di pemilihan mendatang.
Misalnya di Kubu
Raya sendiri notabenenya kabupaten dengan jumlah pesantren terbanyak di Kalbar,
memiliki peluang lebih besar apalagi jumlah warga nahdliyin mendominasi. Hal
itu membuka peluang bagi takoh-tokoh NU untuk berjuang melalui politik.
"Jumlah
penduduk kita menurut Badan Pusat Statistik lebih dari 600 ribu jiwa. Dengan
prosentase 82 persen muslim. Sementara jumlah warga Nahdliyin menjadi
mayoritas. Misal dari 82 persen itu, 60 persennya adalah warga NU, maka kurang
lebih 360 ribu warga sudah menjadi barang pasti." Kata dosen Universitas
Nahdlatul Ulama Kalbar itu.
"Sumbangsih
perolehan suara dari warga NU sangat besar. Itu sebabnya, mari kita dorong dan
dukung guru-guru kita agar bisa mengabdi pada masyarakat luas".
"Ada beberapa
kiai dan guru kita yang elektabilitas dan kapasitasnya mumpuni. Seperti: K.H.
Abdussalam Ketua NU Kubu Raya, ada juga Kiai Hanafi Parit Suarabaya, KH. Ismail
Ghofur, KH. Mansur Zahri serta banyak lainnya dari tokoh-tokoh NU layak memimpin
Kubu Raya." imbuhnya.