Warek II Hamzah Tawil saat memeberikan sambutan pada acara Bedah Buku Santri Indonesia di Tiongkok (foto: istimewa/ht) |
Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat bekerja sama dengan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tiongkok adakan kegiatan menarik yakni Roadshow Seminar dan Diskusi Buku "Santri Indonesia di Tiongkok" pada Jumat (22/3/2024) di Aula Gedung Rusunawa.
Acara tersebut dipandu oleh Surotul Ilmiah bertindak sebagai moderator dan Waqi Ats Tsaqofi sebagai narasumber, Selanjutnya Direktur Pascasarjana IAIN Pontianak, Zaenuddin Prasojo mengambil bagian sebagai pembedah buku yang dimoderatori oleh Didik selaku dekan fakultas pertanian UNU Kalbar.
Dalam sambutannya, Hamzah Tawil menyambut hangat para peserta dan menggarisbawahi pentingnya pembahasan mengenai peran santri Indonesia di Tiongkok.
"Kita bersyukur dan berterima kasih atas dipilihnya UNU Kalbar sebagai tempat bedah buku, yang diinisiasi oleh PCINU Tiongkok, terima kasih juga kepada Waki Ats Tsaqofi dan Surotul Ilmiyah alumni PCINU Tiongkok. Berawal dari acara ini, semoga memotivasi dosen UNU untuk lanjut S3 ke Tiongkok, alhamdulillah saat ini ada dosen UNU, Rinto Wiarta, sedang studi S3 di sana (Tiongkok)" Ujar Warek II dalam sambutannya.
"Mahasiswa dan alumni UNU Kalbar silahkan daftar beasiswa ikut seleksi belajar S2 di Tiongkok. Belajar di sana, ada hadisnya walau hadis tersebut masuk katagori lemah. Uthlubul ilma walau bisshiin" yang artinya tuntutlah ilmu walau sampai ke Negeri China. Tiongkok merupakan peradaban budaya yang sangat tua dan maju, dengan belajar di lintas budaya, bahasa, dan lingkungan akan menambah wawasan dan kemandirian" tuturnya.
Moderator lainnya, Didik, turut memandu jalannya diskusi, sementara buku tersebut dipelajari secara mendalam oleh pembedah, Zaenuddin Prasojo. Diskusi tersebut menyoroti peran penting santri Indonesia dalam konteks hubungan bilateral antara Indonesia dan Tiongkok, serta peran mereka dalam menjaga dan mempererat tali persahabatan kedua negara. Selain itu, penekanan diberikan pada pengalaman hidup santri Indonesia di Tiongkok dan kontribusi mereka dalam berbagai bidang.
Para peserta dari berbagai latar belakang akademik dan profesional turut aktif dalam berbagai sesi diskusi, bertukar pendapat, serta mengajukan pertanyaan kepada para pembicara. Acara ini berhasil menciptakan ruang bagi para pemangku kepentingan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman, serta memperluas wawasan mengenai hubungan antara Indonesia dan Tiongkok melalui lensa santri.
Dengan demikian, Roadshow Seminar dan Diskusi Buku "Santri Indonesia di Tiongkok" di Universitas Nahdlatul Ulama Kalbar menjadi wahana yang bermanfaat bagi semua peserta dalam memperdalam pemahaman mereka tentang keterkaitan budaya dan sejarah antara kedua negara tersebut.
"Selama ini di masyarakat luar sana, santri itu kan, hanya dilabeli kampungan dan kolot, enggan dengan dunia luar. Mengambil sampel dan belajar dari buku ini, pernyataan-pernyataan miring itu bisa dipatahkan. Santri bisa seperti apa saja. Termasuk menembus Tiongkok dengan pendidikan. Bahkan wakil presiden" kata Zaenuddin Prasojo dalam penjelasannya.
Kegiatan ini diadakan di enam kota yang ada di Indonesia, yaitu Pontianak, Banda Aceh, Kendal, Indramayu, Mataram, dan Yogyakarta.