Mohammad Sadewo Razuse mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat |
Hi, Good People, pada kesempatan kali ini saya akan mengangkat sebuah opini yang sering kita temui di dunia pendidikan. Biaya sekolah telah meningkat secara mengkhawatirkan dalam beberapa tahun terakhir, menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan pejabat dan keluarga. Tren ini menjadi tantangan bagi seluruh rumah tangga dan juga masalah sosial yang lebih besar dengan potensi dampak ekonomi jangka panjang. Artikel ini menyelidiki penyebab meningkatnya biaya pendidikan, dampaknya terhadap keluarga dan siswa, dan kemungkinan solusi untuk masalah yang mendesak ini.
Pertumbuhan biaya pendidikan yang terus berlanjut adalah salah satu penyebab utama meningkatnya harga pendidikan. Kenaikan biaya kuliah tahunan di perguruan tinggi dan universitas seringkali lebih besar dari pada kenaikan inflasi dan pertumbuhan gaji. Meskipun kenaikan biasanya lebih terlihat di universitas swasta, kecenderungan ini terlihat baik di institusi swasta maupun negeri. Rata-rata biaya kuliah dan biaya di institusi swasta meningkat 26% selama sepuluh tahun terakhir, sementara biaya kuliah di universitas negeri meningkat 35%, menurut College Board.
Salah satu komponen dari persamaan tersebut adalah biaya kuliah. Untuk mendapatkan gelar sarjana diperlukan banyak biaya tambahan, seperti akomodasi, paket makanan, buku teks, dan biaya teknologi. Biaya tahunan sekolah dapat meningkat hingga ribuan dolar sebagai akibat dari biaya tambahan ini. Menurut sebuah survei oleh U.S. Public Interest Research Group, harga rata-rata buku teks saja telah meningkat 88% dalam sepuluh tahun terakhir.
Utang mahasiswa telah meningkat secara signifikan sebagai akibat dari meningkatnya biaya pendidikan. Utang pinjaman mahasiswa yang mencapai $1,7 triliun di Amerika Serikat merupakan hasil dari jutaan lulusan yang kesulitan untuk membayar cicilan pinjaman mereka. Kapasitas orang dewasa muda untuk berinvestasi di masa depan mereka, membangun keluarga, dan membeli rumah dipengaruhi oleh beban utang mereka, yang memiliki konsekuensi ekonomi yang lebih luas.
Masalah kesetaraan dan akses diperparah dengan meningkatnya biaya pendidikan. Karena kecenderungan mereka yang lebih besar untuk menanggung utang yang signifikan dan ketidakmampuan untuk membayar biaya yang terus meningkat, siswa dari kalangan berpenghasilan rendah dan minoritas terkena dampak yang tidak proporsional. Hambatan finansial ini dapat menghambat mobilitas sosial dan melanggengkan siklus kemiskinan dengan menghalangi anak-anak berbakat untuk mengejar pendidikan yang lebih tinggi.
Biaya pendidikan terus meningkat, yang merupakan masalah rumit yang membutuhkan tindakan segera. Kita dapat berusaha untuk membuat pendidikan lebih mudah diakses dan murah untuk semua orang dengan memahami penyebab yang mempengaruhi biaya ini dan menyelidiki jawaban yang menyeluruh. Masyarakat yang lebih makmur dan adil harus dipupuk dengan memastikan bahwa setiap siswa memiliki kesempatan untuk mengejar pendidikan tinggi tanpa menghadapi hambatan keuangan yang tidak dapat diatasi.
*Oleh: Mohammad Sadewo Razuse mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat
*Tulisan opini sepenuhnya tanggung jawab penulis, tidak menjadi tanggung jawab redaksi opini.co
*Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang diterima apabila tidak sesuai dengan filosofi opini.co