Suasana warkop Lao Kopitiam sore hari di Jalan Nusa Indah I (foto: istimewa) |
Buat pecinta kopi, kali ini di Pontianak ada kedai kopi yang cukup menarik perhatian penulis, nih. Ya, namanya Lao Kopitiam. Lokasinya berada di Jalan Nusa Indah I, Kelurahan Darat Sekip, Kecamatan Pontianak Kota. Tepatnya di depan Kantor Pimpinan Pusat Majelis Adat Budaya Tionghoa.
Meski usia kedai tersebut terbilang muda, namun nuansa yang ditawarkan cukup klasik. Sesuai dengan artinya, Lao (tua) dalam bahasa Mandarin. Dan slogan yang filosofis mengusung konsep "Kembali ke Tradisi".
Arsitektur bawaan dan interior ala Chinese tempo dulu memberi kesan seolah-olah kita sedang ngopi di negeri Jackie Chan. Tampak dari dinding setinggi perut orang dewasa berkeramik dan kosen warna hijau.
Tidak hanya itu, tembok bagian atas berwarna krim dilengkapi dengan tulisan Adrian (timur), cinta abadi (tengah), dan selamat tahun baru (sebelah barat) dengan aksara China Tradisional. Di bagian pojok sisi kanan dan kiri terdapat foto jadul semacam potongan koran berisi tulisan dan gambar tokoh Tiongkok. Serasa main di film Ip Man 3, deh. Kakak kasir yang cakep itu bilang, kalau Lao sering pula dijadikan lokasi foto prewedding.
Warkop Lao Kopitiam terdapat dua lantai. Jika kalian merasa tidak puas di bawah, boleh naik ke lantai 2. Kalau penulis sendiri, lebih suka duduk di serambi sambil memandangi gedung-gedung penjilat langit. Meski dekat dengan jalan, suasananya tetap lebih tenang dan kondusif, karena sedikit pengendara yang lewat.
Nah, sekarang kita bahas soal menu Lao. Ada apa saja, ya? Yang pasti, ada kopi ala Lao. Baik dingin maupun panas. Ada juga yang non kopi, seperti jahe dan teh. Makanannya, ada mi nyemek, nasi goreng, ubi dan pisang goreng hingga dadar bangkok. Kalau kalian menginginkan menu yang lebih variatif dan lengkap, kalian bisa ke Lao Kopitiam yang di Jalan Nurali. Jangan khawatir, Lao hanya menyiapkan yang halal.
Pada kesempatan ini, penulis memesan kopi susu. Rasanya sama seperti di sebagian besar warkop yang ada di Pontianak. Jenis robusta dengan tambahan varian ala Lao. Harganya masih pasaran. Mudah dijangkau oleh dompet pengangguran. Soal rasa tidak pernah mengecewakan.
Sebelum kopi susu itu diseduh, barista akan menuangkan teko stainless besar berisi kopi ke dalam saringan besar lalu diangkat melebihi kepalanya hingga mengucur memenuhi gelas berwarna putih telur asin yang telah diberi susu kental manis. Kemudian, segelas kopi diaduk dan siap disajikan.
Rata-rata usia pengunjung terbilang gen Z dan milenial. Kalau bapak-bapak biasanya memilih datang di pagi hari sebelum masuk kantor. Jangan lupa kalau datang ke Lao, bawa gebetan kalian. Kalau pun tak sanggup membawanya ke negeri tirai bambu, paling tidak pernah dibawa singgah ke Lao Kopitiam. Hihi.
Oh, ya, tidak hanya memanjakan lidah, Lao juga piawai "mengusik" kenangan. Kalian bakal ditemani musik tahun 2000-an. Lagu dari band-band top Indonesia di masanya. Bikin ingat sama mantan yang nikah dengan teman sendiri. Wadidau!
Untuk pelayanannya sangat cepat. Boleh bayar pakai uang kertas, atau transfer dengan angka-angka. Ada 14 karyawan, dengan rata-rata per harinya ratusan pengunjung. Perlu kalian tahu, Lao tidak menyiapkan fasilitas wifi, loh. Bukan tanpa alasan, agar pengunjung benar-benar menikmati kopi tanpa gangguan Tiktok. Bagi yang muslim, untuk salatnya harus ke masjid terdekat, ya.
Buka mulai jam 7 pagi hingga jam 12 malam. Kalau kalian sedang mager, menu Lao juga bisa dipesan melalui Gofood dari rumah. Akses menuju lokasi sangat mudah. Jika malu bertanya, kalian bisa langsung cek di Google Maps. Area parkir mobil dan sepeda motor, aman. Warkop Lao Kopitiam cocok buat gibah berjamaah sekaligus narsis biar kelihatan kece di media sosial. Hew-hew.
Yuk, seduh kopinya, nikmati Lao-nya.