Apriliani Irmanda mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat |
Hello, aku mengangkat tema yang sering kali aku jumpai dan kudengarkan keluh kesah serta pandangan dan cara berpikir orang lain terhadap wonder woman satu ini. Pastinya kalian sering dengar, kan, kalimat “Perempuan tugasnya hanya di dapur, sumur, dan kasur”.
Ya, sering kali aku mendengarkan perkataan ini tidak hanya di zaman sekarang banyak sekali orang tua yang mendukung anaknya untuk menikah muda seakan-akan menikah di usia muda adalah prestasi. Dengan siapa dia menikah, berapa maharnya, serta seberapa megahnya panggung pernikahanya.
Padahal bisa saja anak itu ingin melanjutkan pendidikanya namun dipatahkan harapanya oleh orang tuanya yang memiliki cara pandang: untuk apa wanita berpendidikan tinggi kalau pada akhirnya tugasnya di dapur? Untuk apa berpendidikan tinggi hanya membuang buang waktu saja.
Tujuan perempuan berpendidikan tinggi bukan untuk menyaingi laki-laki atau pun hanya membuang buang waktu saja, tetapi untuk membangun generasi. If you educate a man ,you educate an individual. But if you educate a woman, you educate a generation. Anak yang terdidik lahir dari ibu yang terdidik pula. Perempuan dan laki laki punya hak yang sama dalam pendidikan jika keduanya bisa berjalan beriringan, mengapa salah satunya harus merasa tersaingi?
Dalam era modern ini, semakin banyak perempuan yang mengejar pendidikan tinggi dan meraih prestasi di berbagai bidang. Namun, masih ada anggapan keliru bahwa perempuan berpendidikan tinggi seolah-olah berusaha menyaingi laki-laki. Pandangan ini perlu diluruskan. Pendidikan tinggi bagi perempuan bukanlah alat untuk bersaing, melainkan sarana untuk memberdayakan diri dan yang lebih penting membangun generasi yang lebih baik.
Pendidikan tinggi memberikan perempuan kesempatan untuk mengembangkan potensi diri, memperluas wawasan, dan meningkatkan keterampilan. Dengan pendidikan, perempuan dapat berkontribusi lebih besar dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari ekonomi, sosial, hingga politik. Pemberdayaan perempuan melalui pendidikan tinggi bukan hanya soal meraih kesetaraan, tetapi juga tentang memberikan ruang bagi perempuan untuk berperan aktif dalam pembangunan masyarakat.
Perempuan berpendidikan tinggi cenderung lebih mampu mendidik anak-anak mereka dengan baik. Mereka dapat memberikan contoh teladan yang positif dan mendukung anak-anak dalam mencapai cita-citanya. Pengetahuan yang luas dan keterampilan yang dimiliki perempuan berpendidikan tinggi dapat diterapkan dalam mendidik anak anak, sehingga generasi berikutnya tumbuh menjadi individu yang cerdas, kritis, dan berdaya saing.
Perempuan berpendidikan tinggi juga berperan penting dalam pembangunan ekonomi. Dengan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai, mereka dapat berpartisipasi dalam dunia kerja dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Peran perempuan dalam dunia kerja tidak hanya meningkatkan pendapatan keluarga, tetapi juga memperkaya keanekaragaman dan inovasi dalam berbagai sektor industri.
Pendidikan tinggi bagi perempuan membantu menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan adil. Ketika perempuan diberikan kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang, mereka dapat berkontribusi dalam pembuatan kebijakan yang lebih seimbang dan responsif terhadap kebutuhan seluruh masyarakat. Dengan demikian, pendidikan tinggi bagi perempuan tidak hanya menguntungkan individu, tetapi juga seluruh komunitas.
Pendidikan tinggi bagi perempuan adalah investasi jangka panjang yang membawa manfaat besar bagi diri mereka sendiri, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan. Perempuan berpendidikan tinggi bukanlah ancaman bagi laki-laki, melainkan aset berharga dalam membangun generasi yang lebih baik dan menciptakan dunia yang lebih adil dan sejahtera.
Oleh karena itu,penting bagi kita semua untuk mendukung dan mendorong perempuan dalam mengejar pendidikan tinggi tanpa rasa takut atau ragu. Karena dukungan dan dorongan sangatlah penting ungtuk meyakinkan bahwa wonder woman ini bisa menggapai semua impiannya tanpa adanya rasa takut dan ragu jangan pernah berpikir bahwasanya dirimu (perempuan) tidak bisa menggapai impianmu karena cara pandang orang lain terhadap dirimu, teruslah berjuang menggapai semua impianmu karena pendidikan lebih menjamin hidup perempuan dibanding punya pasangan sekaya apapun.
Jadi, jangan buang impian dan peluang pendidikanmu demi masalah-masalah di dalam hubungan romantismu, pasangamu bisa membuangmu sewaktu-waktu tapi pendidikan dan karir akan melekat sampai kapan pun dan umur berapa pun. Be smart girl!
Opini yang kutulis ini adalah keluh kesah yang banyak kujumpai dan kudengar dari wanita-wanita hebat, yang menganggap bahwa dirinya gagal dalam segala hal, yang menganggap bahwa dirinya tidak bisa menggapai impianya. Aku berharap dengan opini ini mereka tersadar bahwasanya dirinya sangatlah berharga dan hebat dalam segala hal.
Al ummu madrasatul ula (Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya) Sehingga pendidikan perempuan itu tidak akan pernah sia-sia dan percuma. Justru akan bermanfaat untuk mendidik generasi bangsa.
*Oleh: Apriliani Irmanda mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat
*Tulisan opini sepenuhnya tanggung jawab penulis, tidak menjadi tanggung jawab redaksi opini.co
*Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang diterima apabila tidak sesuai dengan filosofi opini.co