Notification

×

Iklan

Iklan

Sinergi untuk Pembangunan Inklusif: Pengurus Sekolah Lapang Desa Puhgogor Adakan Team Building dan Penggalian Gagasan

Minggu, 29 September 2024 | 06.33 WIB Last Updated 2024-09-28T23:35:20Z

Foto bersama  usai kegiatan Team Building dan Penggalian Gagasan. (Dok. Istimewa)
OPINI.CO, Sukoharjo – Dalam upaya memperkuat kolaborasi dan menciptakan ide-ide inovatif untuk pembangunan desa, Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) yang diinisiasi oleh Lakpesdam NU Kabupaten Sukoharjo sukses menyelenggarakan kegiatan "Team Building dan Penggalian Gagasan" di Aula Balai Desa Puhgogor, Kecamatan Bendosari, (28/9/24). Acara yang berlangsung dari pukul 16.00 hingga 22.00 WIB ini dihadiri oleh 55 peserta yang terdiri dari perwakilan Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), tokoh pemuda, tokoh perempuan, penyandang disabilitas, tokoh agama, PKK, serta kelompok rentan.


Acara ini bertujuan untuk membangun kerjasama yang lebih kuat di antara elemen-elemen masyarakat desa dan mengumpulkan ide-ide segar yang dapat diimplementasikan dalam pembangunan Desa Puhgogor yang lebih inklusif dan berkeadilan.


Kegiatan dimulai dengan registrasi peserta dan dilanjutkan dengan sambutan dari Muhamad Zainuddin, Ketua PC Lakpesdam NU Sukoharjo. Dalam sambutannya, Zainuddin menekankan pentingnya kolaborasi antara semua elemen masyarakat desa untuk mencapai tujuan pembangunan yang lebih inklusif dan berkeadilan, khususnya dalam memperhatikan kebutuhan kelompok rentan seperti penyandang disabilitas dan perempuan.


"Kegiatan ini adalah langkah awal yang penting untuk menyatukan visi dan menggali potensi ide-ide dari semua pihak. Harapannya, Desa Puhgogor bisa menjadi model pembangunan inklusif di Sukoharjo," ungkap Zainuddin.


Kepala Desa Puhgogor, Suharno, yang juga memberikan sambutan, menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan ini. Ia menegaskan bahwa Pemerintah Desa akan selalu terbuka dan siap bekerja sama dalam menjalankan gagasan-gagasan yang muncul dari kegiatan ini. “Semua ide yang disampaikan dari acara ini akan kami tindaklanjuti dengan serius dalam musyawarah desa,” ujar Suharno.


Dalam sesi awal, Nurul Hidayah, Ketua Yayasan Sosial dan Pendidikan Darussalam Mojolaban, memberikan pengantar tentang inklusi dan akuntabilitas sosial. Nurul menjelaskan bagaimana pentingnya memastikan semua kelompok di desa, terutama kelompok rentan seperti penyandang disabilitas dan perempuan, mendapatkan akses yang adil dalam proses pembangunan desa. Ia juga menyoroti tantangan yang sering dihadapi desa dalam membangun infrastruktur yang ramah disabilitas dan bagaimana meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan.


Sesi ini diikuti dengan diskusi interaktif mengenai perencanaan pembangunan desa, di mana peserta saling berbagi pandangan tentang bagaimana membangun desa yang inklusif, dari aspek sosial hingga ekonomi.


Memasuki sesi inti acara, peserta mengikuti kegiatan team building yang dipandu oleh Raha Bistara, Koordinator Program P3PD Lakpesdam NU Sukoharjo. Dalam sesi ini, peserta diajak untuk berkolaborasi melalui berbagai permainan interaktif yang dirancang untuk memperkuat kerja sama tim. Tujuannya adalah membangun kesadaran akan pentingnya kerja kolektif dalam menyelesaikan masalah dan mencapai tujuan bersama.


Selanjutnya, sesi penggalian gagasan menjadi ajang bagi peserta untuk menyampaikan ide-ide segar terkait pembangunan desa yang inklusif. Beberapa gagasan menarik yang muncul termasuk pengembangan pusat pelatihan keterampilan bagi kelompok disabilitas dan perempuan, serta rencana untuk meningkatkan aksesibilitas fasilitas umum di desa agar lebih ramah bagi semua lapisan masyarakat.


Acara diakhiri dengan post-test untuk mengevaluasi pemahaman peserta setelah mengikuti rangkaian kegiatan. Panitia bersama narasumber menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang mencakup aksi-aksi nyata yang akan dilakukan dalam waktu dekat. RTL ini antara lain meliputi penyusunan proposal pembangunan infrastruktur ramah disabilitas, pelatihan lanjutan untuk meningkatkan keterampilan ekonomi warga, serta peningkatan partisipasi kelompok rentan dalam musyawarah desa.


Kegiatan ini ditutup dengan sesi foto bersama, menandai semangat baru dalam membangun Desa Puhgogor yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan. Dengan kegiatan ini, diharapkan pengurus Sekolah Lapang Desa Puhgogor dapat menjadi penggerak utama dalam perubahan dan pengembangan desa ke arah yang lebih baik, tidak hanya bagi kelompok mayoritas, tetapi juga bagi kelompok rentan dan termarjinalkan

×
Berita Terbaru Update