Notification

×

Iklan

Iklan

NU Kartasura Siap Bangkit, Meriahkan Haul Masyayikh dalam Peringatan Hari Santri Nasional 2024

Senin, 14 Oktober 2024 | 12.17 WIB Last Updated 2024-10-14T05:25:54Z

Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kartasura jadi tuan rumah Haul Masyayikh NU Sukoharjo dalam rangkaian peringatan Hari Santri Nasional 2024. 
OPINI.CO, Kartasura - Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kartasura mendapat kehormatan besar sebagai tuan rumah Haul Masyayikh NU Sukoharjo dalam rangkaian peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2024. Acara yang berlangsung di Lapangan Ngabean Kartasura pada Sabtu, 12 Oktober 2024 ini menjadi momentum penting bagi kebangkitan semangat warga NU Kartasura. 


Haul Masyayikh NU Sukoharjo merupakan salah satu dari tiga kegiatan utama dalam peringatan HSN tahun ini, bersama Ziyarah Agung dan Apel Hari Santri. Selain itu, terdapat berbagai kegiatan pendukung seperti lomba-lomba dan Kejurkab Pagar Nusa yang menambah semarak peringatan HSN di Sukoharjo. 


Menurut H. Sulhani Hermawan, Ketua Panitia HSN 2024, dan H. Ahmad Hafid, Koordinator Haul Masyayikh NU, seluruh persiapan telah dilakukan secara matang berkat dukungan solid dari seluruh elemen masyarakat, termasuk pemerintah daerah. "Kebersamaan dan semangat gotong royong menjadi kunci suksesnya kegiatan ini," ujar Deden Rahmat, Ketua MWC NU Kartasura, yang turut mengapresiasi kerja keras panitia dan semua pihak yang terlibat.


Puluhan ribu jamaah Nahdliyyin dari berbagai wilayah Sukoharjo mulai memadati area acara sejak sore hari. Mereka dengan khidmat mengikuti seluruh rangkaian acara yang dimulai setelah Shalat Maghrib. Acara dibuka dengan pembacaan "birrul arwah", doa untuk para masyayikh dan pendahulu NU yang telah berjasa besar dalam dakwah Islam ala Ahlussunnah wal Jamaah. Kegiatan dilanjutkan dengan Dzikir Tahlil dan sambutan dari Ketua Tanfidziyah PCNU Sukoharjo, H. Khomsun Nur Arif, yang menekankan pentingnya momentum ini sebagai pendorong kebangkitan NU di Sukoharjo.


Puncak acara Haul Masyayikh diisi dengan ceramah mauidhah hasanah oleh Gus Iqdam, pengasuh Majelis Sabilut Taubah Blitar. Dalam tausiyahnya, Gus Iqdam mengingatkan jamaah tentang pentingnya menjaga niat yang tulus dalam setiap kegiatan keagamaan. "Niat mencari ridha Allah, menuntut ilmu, dan ngalap barokah akan membawa anugerah besar dalam hidup," tuturnya. Ia juga menekankan pentingnya bergaul dengan orang-orang yang perilakunya mendorong kebaikan dan memperkuat kedekatan pada Allah SWT.


Haul Masyayikh ini juga menjadi ajang peluncuran donasi untuk pembangunan Gedung MWC NU Kartasura. Ketua MWC NU Kartasura, Deden Rahmat, menyampaikan bahwa gedung ini akan menjadi simbol kebangkitan NU di Kartasura, sekaligus pusat kegiatan bagi seluruh warga Nahdliyyin di wilayah tersebut. "Ini adalah saat yang tepat untuk bersatu dan bangkit. Kartasura harus menjadi mercusuar kebangkitan NU di Sukoharjo," ujarnya penuh semangat.


Proyek pembangunan gedung ini mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak. Djuyamto, SH, MH, Ketua Panitia Pembangunan, juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh donatur dan pihak yang telah berkontribusi. "Kami memohon doa agar proses pembebasan lahan seluas 3.000 meter dan pembangunan gedung bisa berjalan lancar. Kami yakin dengan potensi luar biasa yang dimiliki, NU Kartasura mampu merealisasikan pembangunan ini," tegasnya.


Dengan tagline "Ayo, gumbregah! Wis wayahe dhuwe Kantor MWC NU sing gagah," seluruh jamaah diajak untuk bersemangat dalam mewujudkan impian memiliki gedung MWC NU yang megah sebagai pusat kegiatan organisasi. Semangat kebersamaan dan optimisme terus mengalir, menjadikan peringatan Haul Masyayikh ini bukan hanya sebagai acara seremonial, tetapi juga sebagai tonggak kebangkitan yang membawa NU Kartasura ke arah yang lebih baik.


Di sela-sela acara, panitia menampilkan video singkat yang menyoroti sejarah penting Kartasura sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Islam. Berbagai situs bersejarah di Kartasura masih tersimpan hingga kini, menjadi saksi bisu kebesaran peradaban yang pernah ada. Dalam konteks sejarah NU, Kartasura juga memiliki peran penting, karena pada tahun 1957, PCNU Sukoharjo pertama kali didirikan di kota ini.


Dengan demikian, Haul Masyayikh ini diharapkan menjadi titik tolak kebangkitan NU di Kartasura. Jamaah yang hadir pulang dengan semangat baru, siap untuk melanjutkan perjuangan para pendahulu dalam menjaga dan mengembangkan dakwah Islam ala Ahlussunnah wal Jamaah di Sukoharjo dan sekitarnya.

×
Berita Terbaru Update