Tulisan opini oleh Salwa Rihadatul Aisy Mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Pendidikan Indonesia. (Dok. Istimewa) |
Tiktok Sebagai Media Pembelajaran
Dengan
jumlah pengguna yang terus bertambah, terutama di kalangan anak muda, TikTok
telah menjadi sarana yang efektif untuk menyebarkan berbagai jenis informasi,
termasuk yang bersifat edukatif. Sebagai pengguna aktif TikTok, penulis sering
kali menemukan konten-konten yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan
manfaat dalam menambah pengetahuan. Beberapa contoh konten edukatif yang sering
muncul adalah video tentang tata bahasa Inggris (grammar), sejarah, hingga
pelajaran tentang ilmu tajwid. Konten-konten seperti ini memberikan manfaat
besar bagi penonton, terutama remaja, yang mencari cara belajar yang lebih
ringan dan menyenangkan.
Selain
itu, fenomena "guru online" yang memanfaatkan fitur live streaming di
TikTok menjadi bukti nyata bahwa platform ini dapat berfungsi sebagai sarana
pembelajaran digital yang efektif. Dengan kemampuan untuk menjangkau ribuan
penonton secara langsung, guru-guru ini bisa memberikan pelajaran secara
real-time, memungkinkan interaksi langsung dengan para murid. Ini tidak hanya
meningkatkan efektivitas pembelajaran, tetapi juga menciptakan suasana belajar
yang lebih dinamis dan interaktif.
TikTok
juga menyediakan berbagai fitur kreatif yang memungkinkan konten edukatif,
termasuk materi Pendidikan Agama Islam (PAI), disajikan secara menarik dan
relevan bagi generasi muda. Fitur-fitur seperti penambahan musik, filter video,
dan kemampuan live streaming membantu membuat konten PAI lebih interaktif dan
mudah dipahami. Video-video pendek yang dikombinasikan dengan elemen grafis,
audio, dan visual dapat membantu menjelaskan konsep-konsep abstrak dalam agama
dengan cara yang lebih relatable bagi kehidupan sehari-hari remaja. Dengan
demikian, pendekatan yang menyenangkan dan interaktif ini berpotensi untuk
meningkatkan minat remaja dalam mendalami ajaran Islam. TikTok, dengan kreativitasnya,
bisa menjadi media pendidikan yang inovatif dan relevan di era digital.
Penggunaan TikTok dalam Pembelajaran PAI
Penggunaan
TikTok dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) menawarkan peluang
menarik untuk mengedukasi remaja tentang nilai-nilai agama dengan cara yang
menyenangkan dan relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari. TikTok
menyediakan platform yang kreatif di mana siswa bisa belajar dan menyampaikan
materi agama secara lebih interaktif dan visual. Misalnya, siswa dapat membuat
video pendek yang menjelaskan konsep-konsep penting dalam agama, seperti
keimanan kepada Allah atau nilai kejujuran, menggunakan narasi yang menarik dan
visual yang kreatif. Proses kreatif ini tidak hanya membantu siswa lebih
memahami materi, tetapi juga membuat mereka lebih termotivasi untuk belajar.
Selain
membuat video, siswa juga bisa menggunakan fitur "carousel" di TikTok
untuk membuat serangkaian gambar atau slide yang memuat informasi penting
tentang materi PAI, seperti tata cara sholat atau pengenalan rukun iman. Fitur
ini memudahkan siswa untuk mengorganisir informasi dalam format yang sederhana
dan menarik. Jika siswa ingin menambahkan sentuhan visual yang lebih
profesional, mereka bisa memanfaatkan aplikasi lain seperti Canva atau CapCut
untuk mendesain materi tersebut sebelum diunggah ke TikTok. Kombinasi ini
memungkinkan siswa untuk belajar sekaligus mengasah keterampilan kreatif
mereka, yang relevan dengan kehidupan digital modern.
Guru
juga dapat memanfaatkan TikTok dalam pembelajaran PAI dengan membentuk kelompok
diskusi. Siswa dapat diminta untuk menganalisis potongan video yang berhubungan
dengan materi PAI, seperti video ceramah dari Ustad Abdul Somad atau Ustad Adi
Hidayat yang sering membahas topik-topik terkait ibadah dan nilai sosial dalam Islam.
Sebelum melakukan analisis, siswa diharapkan mencari sumber asli video tersebut
di platform lain, seperti YouTube, untuk memverifikasi keasliannya dan menonton
versi lengkapnya. Langkah ini penting untuk menghindari misinformasi atau
kesalahpahaman, yang dapat mengurangi esensi pembelajaran.
Setelah
menonton dan menganalisis, siswa diminta untuk menyimpulkan isi video, menarik
hikmah yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dan
mempresentasikannya di depan teman-temannya. Pendekatan ini tidak hanya
meningkatkan pengetahuan siswa, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir
kritis mereka dalam memaknai ajaran agama. Secara tidak langsung, siswa akan
lebih tertarik pada pengetahuan agama yang mereka akses melalui TikTok karena
konten yang mereka konsumsi dipersonalisasi berdasarkan minat mereka. Algoritma
TikTok, yang menampilkan konten serupa dengan apa yang sering ditonton, akan
merekomendasikan lebih banyak video pendidikan dan agama, sehingga memperkaya
pembelajaran siswa secara alami.
Guru
juga perlu mengevaluasi pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan.
Salah satu cara yang kreatif adalah dengan meminta siswa membuat konten
edukatif berdasarkan materi yang sudah dipelajari. Misalnya, guru bisa membuat
aktivitas di mana siswa berbaris dan menjawab pertanyaan secara bergantian
dalam format video TikTok. Metode ini tidak hanya mengukur pemahaman siswa,
tetapi juga membuat mereka antusias karena bisa tampil di video TikTok yang
dibuat oleh guru. Jika video tersebut berhasil menjadi viral atau FYP (For You
Page), hal ini akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi siswa, yang semakin
memotivasi mereka untuk terus belajar dengan antusias.
Tantangan
dan Peluang Media Pembelajaran TikTok
Meski
memiliki banyak manfaat, penggunaan TikTok sebagai media pembelajaran tidak
lepas dari tantangan. Salah satunya adalah potensi negatif dari media sosial
yang tidak terkelola dengan baik, seperti konten yang tidak sesuai. Guru juga
harus menekankan kepada peserta didik untuk berhati-hati terhadap berita HOAX
yang tersebar di TikTok. Seringkali ditemukan potongan video yang beredar di
TikTok adalah video yang di hasilkan oleh AI. Beberapa kali juga di temukan
potongan video kajian agama yang kurang lengkap, hal ini menimbulkan
kontroversi dan perdebatan di media sosial.
Namun,
di sisi lain, ada peluang besar untuk memanfaatkan TikTok dalam meningkatkan
literasi digital dan kemampuan berpikir kritis siswa. Dengan pendekatan yang
tepat, TikTok dapat menjadi alat yang mengedukasi dan menginspirasi. Agar
TikTok dapat dimanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran PAI, guru perlu
memiliki panduan yang jelas. Termasuk merancang materi yang menarik dan
informatif, memilih konten yang sesuai dengan kurikulum, dan mengeksplorasi
fitur-fitur kreatif TikTok. Dengan panduan ini, guru dapat menciptakan
lingkungan belajar yang seru dan interaktif serta meningkatkan minat belajar
PAI pada siswa. Dengan demikian, artikel ini dapat memberikan gambaran
komprehensif tentang potensi TikTok dalam meningkatkan minat belajar PAI di
kalangan remaja, semoga bermanfaat sebagai panduan praktis bagi guru dan siswa
untuk mengoptimalkan penggunaan platform ini dalam konteks pendidikan agama
islam.
*Oleh: Salwa Rihadatul Aisy Mahasiswi Pendidikan Agama Islam Universitas Pendidikan Indonesia
*Tulisan opini sepenuhnya tanggung jawab penulis, tidak menjadi tanggung jawab redaksi opini.co
*Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang diterima apabila tidak sesuai dengan filosofi opini.co