Notification

×

Iklan

Iklan

TIKTOK: MEDIA BARU UNTUK BELAJAR PAI BAGI REMAJA

Selasa, 15 Oktober 2024 | 17.42 WIB Last Updated 2024-10-15T11:30:08Z

Tulisan opini oleh Salwa Rihadatul Aisy Mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Pendidikan Indonesia. (Dok. Istimewa)
OPINI.CO - Di tengah maraknya penggunaan media sosial, TikTok muncul sebagai platform yang berpotensi besar dalam memengaruhi minat belajar pendidikan agama islam di kalangan remaja. Berdasarkan data yang diungkap oleh Statista pada Agustus 2024, Indonesia memiliki hampir 157,6 juta pengguna TikTok. Dikutip dari sindonews.com, pengguna TikTok di Indonesia di dominasi oleh para remaja dengan rentang usia 14-24 tahun. TikTok memiliki keunggulan yang disukai oleh remaja karena konten yang di tampilkan sangat menarik dan memberikan wadah bagi remaja yang memiliki keinginan dalam membuat konten yang sedang tren di kalangannya. Namun, meskipun TikTok menawarkan konten yang menarik dan interaktif, belum ada pemanfaatan yang optimal dari platform ini untuk meningkatkan pemahaman dan minat belajar PAI. Lalu bagaimana agar tiktok dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan minat belajar PAI khsususnya di kalangan remaja? Artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana TikTok dapat diintegrasikan dalam proses pembelajaran PAI dan menjawab tantangan kurangnya minat remaja terhadap pendidikan agama islam.


Tiktok Sebagai Media Pembelajaran

Dengan jumlah pengguna yang terus bertambah, terutama di kalangan anak muda, TikTok telah menjadi sarana yang efektif untuk menyebarkan berbagai jenis informasi, termasuk yang bersifat edukatif. Sebagai pengguna aktif TikTok, penulis sering kali menemukan konten-konten yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan manfaat dalam menambah pengetahuan. Beberapa contoh konten edukatif yang sering muncul adalah video tentang tata bahasa Inggris (grammar), sejarah, hingga pelajaran tentang ilmu tajwid. Konten-konten seperti ini memberikan manfaat besar bagi penonton, terutama remaja, yang mencari cara belajar yang lebih ringan dan menyenangkan.

 

Selain itu, fenomena "guru online" yang memanfaatkan fitur live streaming di TikTok menjadi bukti nyata bahwa platform ini dapat berfungsi sebagai sarana pembelajaran digital yang efektif. Dengan kemampuan untuk menjangkau ribuan penonton secara langsung, guru-guru ini bisa memberikan pelajaran secara real-time, memungkinkan interaksi langsung dengan para murid. Ini tidak hanya meningkatkan efektivitas pembelajaran, tetapi juga menciptakan suasana belajar yang lebih dinamis dan interaktif.

 

TikTok juga menyediakan berbagai fitur kreatif yang memungkinkan konten edukatif, termasuk materi Pendidikan Agama Islam (PAI), disajikan secara menarik dan relevan bagi generasi muda. Fitur-fitur seperti penambahan musik, filter video, dan kemampuan live streaming membantu membuat konten PAI lebih interaktif dan mudah dipahami. Video-video pendek yang dikombinasikan dengan elemen grafis, audio, dan visual dapat membantu menjelaskan konsep-konsep abstrak dalam agama dengan cara yang lebih relatable bagi kehidupan sehari-hari remaja. Dengan demikian, pendekatan yang menyenangkan dan interaktif ini berpotensi untuk meningkatkan minat remaja dalam mendalami ajaran Islam. TikTok, dengan kreativitasnya, bisa menjadi media pendidikan yang inovatif dan relevan di era digital.


Penggunaan TikTok dalam Pembelajaran PAI

 

Penggunaan TikTok dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) menawarkan peluang menarik untuk mengedukasi remaja tentang nilai-nilai agama dengan cara yang menyenangkan dan relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari. TikTok menyediakan platform yang kreatif di mana siswa bisa belajar dan menyampaikan materi agama secara lebih interaktif dan visual. Misalnya, siswa dapat membuat video pendek yang menjelaskan konsep-konsep penting dalam agama, seperti keimanan kepada Allah atau nilai kejujuran, menggunakan narasi yang menarik dan visual yang kreatif. Proses kreatif ini tidak hanya membantu siswa lebih memahami materi, tetapi juga membuat mereka lebih termotivasi untuk belajar.

 

Selain membuat video, siswa juga bisa menggunakan fitur "carousel" di TikTok untuk membuat serangkaian gambar atau slide yang memuat informasi penting tentang materi PAI, seperti tata cara sholat atau pengenalan rukun iman. Fitur ini memudahkan siswa untuk mengorganisir informasi dalam format yang sederhana dan menarik. Jika siswa ingin menambahkan sentuhan visual yang lebih profesional, mereka bisa memanfaatkan aplikasi lain seperti Canva atau CapCut untuk mendesain materi tersebut sebelum diunggah ke TikTok. Kombinasi ini memungkinkan siswa untuk belajar sekaligus mengasah keterampilan kreatif mereka, yang relevan dengan kehidupan digital modern.

 

Guru juga dapat memanfaatkan TikTok dalam pembelajaran PAI dengan membentuk kelompok diskusi. Siswa dapat diminta untuk menganalisis potongan video yang berhubungan dengan materi PAI, seperti video ceramah dari Ustad Abdul Somad atau Ustad Adi Hidayat yang sering membahas topik-topik terkait ibadah dan nilai sosial dalam Islam. Sebelum melakukan analisis, siswa diharapkan mencari sumber asli video tersebut di platform lain, seperti YouTube, untuk memverifikasi keasliannya dan menonton versi lengkapnya. Langkah ini penting untuk menghindari misinformasi atau kesalahpahaman, yang dapat mengurangi esensi pembelajaran.

 

Setelah menonton dan menganalisis, siswa diminta untuk menyimpulkan isi video, menarik hikmah yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dan mempresentasikannya di depan teman-temannya. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan siswa, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis mereka dalam memaknai ajaran agama. Secara tidak langsung, siswa akan lebih tertarik pada pengetahuan agama yang mereka akses melalui TikTok karena konten yang mereka konsumsi dipersonalisasi berdasarkan minat mereka. Algoritma TikTok, yang menampilkan konten serupa dengan apa yang sering ditonton, akan merekomendasikan lebih banyak video pendidikan dan agama, sehingga memperkaya pembelajaran siswa secara alami.

 

Guru juga perlu mengevaluasi pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Salah satu cara yang kreatif adalah dengan meminta siswa membuat konten edukatif berdasarkan materi yang sudah dipelajari. Misalnya, guru bisa membuat aktivitas di mana siswa berbaris dan menjawab pertanyaan secara bergantian dalam format video TikTok. Metode ini tidak hanya mengukur pemahaman siswa, tetapi juga membuat mereka antusias karena bisa tampil di video TikTok yang dibuat oleh guru. Jika video tersebut berhasil menjadi viral atau FYP (For You Page), hal ini akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi siswa, yang semakin memotivasi mereka untuk terus belajar dengan antusias.

 

Tantangan dan Peluang Media Pembelajaran TikTok

Meski memiliki banyak manfaat, penggunaan TikTok sebagai media pembelajaran tidak lepas dari tantangan. Salah satunya adalah potensi negatif dari media sosial yang tidak terkelola dengan baik, seperti konten yang tidak sesuai. Guru juga harus menekankan kepada peserta didik untuk berhati-hati terhadap berita HOAX yang tersebar di TikTok. Seringkali ditemukan potongan video yang beredar di TikTok adalah video yang di hasilkan oleh AI. Beberapa kali juga di temukan potongan video kajian agama yang kurang lengkap, hal ini menimbulkan kontroversi dan perdebatan di media sosial.


Namun, di sisi lain, ada peluang besar untuk memanfaatkan TikTok dalam meningkatkan literasi digital dan kemampuan berpikir kritis siswa. Dengan pendekatan yang tepat, TikTok dapat menjadi alat yang mengedukasi dan menginspirasi. Agar TikTok dapat dimanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran PAI, guru perlu memiliki panduan yang jelas. Termasuk merancang materi yang menarik dan informatif, memilih konten yang sesuai dengan kurikulum, dan mengeksplorasi fitur-fitur kreatif TikTok. Dengan panduan ini, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang seru dan interaktif serta meningkatkan minat belajar PAI pada siswa. Dengan demikian, artikel ini dapat memberikan gambaran komprehensif tentang potensi TikTok dalam meningkatkan minat belajar PAI di kalangan remaja, semoga bermanfaat sebagai panduan praktis bagi guru dan siswa untuk mengoptimalkan penggunaan platform ini dalam konteks pendidikan agama islam.


*Oleh: Salwa Rihadatul Aisy Mahasiswi Pendidikan Agama Islam Universitas Pendidikan Indonesia


*Tulisan opini sepenuhnya tanggung jawab penulis, tidak menjadi tanggung jawab redaksi opini.co


*Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang diterima apabila tidak sesuai dengan filosofi opini.co



×
Berita Terbaru Update