Santri serbu pedagang lokal usai upacara Hari Santri Nasional di Kepanjen Kabupaten Malang. (Dok. Istimewa). |
Salah satu pedagang makanan ringan, Nur Kholifah, menyatakan bahwa hari itu merupakan salah satu hari paling ramai sejak ia berdagang. “Biasanya saya hanya membawa sedikit stok makanan, tapi melihat banyaknya santri dan pengunjung, alhamdulillah saya sampai harus restock di tengah acara. Dagangan saya seperti bakso bakar dan gorengan laris manis,” ujarnya sambil tersenyum.
Tidak hanya Nur Kholifah, pedagang lainnya, Misbahul Munir, yang menjual minuman tradisional seperti wedang jahe dan es dawet, juga merasakan peningkatan penjualan yang drastis. “Saya biasanya jualan di sini, tapi baru kali ini omzet saya melonjak berkali lipat dalam sehari. Saya sangat bersyukur dengan adanya acara besar seperti ini. Harapannya acara-acara besar NU sering diadakan, karena sangat membantu kami para pedagang kecil,” tuturnya.
Para pedagang UMKM yang menjajakan aneka makanan, minuman, hingga aksesoris Islami juga turut diuntungkan. Dengan hadirnya ribuan peserta dari berbagai daerah di sekitar Kecamatan Kepanjen, gerai-gerai dagangan di sekitar lokasi apel selalu dipadati pembeli sejak pagi hingga acara selesai.
Siti Maemunah, penjual kerudung dan peci, mengaku tidak pernah menyangka bahwa dagangannya akan begitu laris manis. “Banyak santri yang datang dari pesantren-pesantren sekitar membeli kerudung dan peci untuk kenang-kenangan. Saya bahkan kehabisan stok kerudung, padahal biasanya dagangan saya tidak secepat ini habis,” ungkapnya sambil melayani pembeli.
Fenomena ini menjadi bukti bahwa acara-acara besar seperti Apel Kader NU tidak hanya membawa dampak positif dari sisi religius dan sosial, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi langsung kepada masyarakat sekitar, khususnya para pelaku usaha kecil. Acara yang berlangsung hampir seharian penuh ini berhasil menciptakan peluang bagi UMKM untuk mendapatkan keuntungan lebih, sekaligus memperkuat ekonomi lokal.
Ketua Pelaksana Ginanjar Sigit Jatmiko, M.PdI, dalam pernyataannya, juga menyoroti dampak positif acara ini bagi UMKM lokal. “Kami melihat bagaimana antusiasme para pedagang yang ikut serta dalam memeriahkan acara ini. Tidak hanya santri dan kader yang mendapatkan manfaat spiritual, tapi juga UMKM kita ikut merasakan manfaat ekonominya. Ini adalah bentuk sinergi yang luar biasa antara kegiatan keagamaan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat,” jelas Ginanjar.
Salah satu pengunjung, Zainal Arifin, yang datang dari daerah Pagak, juga mengakui bahwa selain mengikuti acara apel, ia merasa terbantu dengan banyaknya pilihan makanan dan minuman yang tersedia di lokasi. “Saya senang melihat ada banyak pedagang lokal yang menyediakan makanan dan minuman, jadi selain acara ini memperkuat nilai-nilai keagamaan, kami juga bisa menikmati kuliner lokal yang enak dan murah,” ucapnya.
Hari Santri Nasional 2024 di Kecamatan Kepanjen tidak hanya memperkuat ukhuwah Islamiyah antar santri dan kader NU, tetapi juga memberi ruang bagi para pelaku UMKM untuk memperluas pasar mereka. Banyak pedagang berharap acara serupa dapat terus diselenggarakan agar ekonomi lokal semakin berkembang.
Dengan sinergi antara kegiatan besar Nahdlatul Ulama dan dukungan terhadap sektor UMKM, Apel Kader NU ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara agama dan ekonomi bisa berjalan beriringan, memberikan manfaat bagi seluruh elemen masyarakat.
“Acara seperti ini sangat membantu kami yang berjualan di pinggiran jalan. Dengan banyaknya pengunjung, kami bisa merasakan berkah Hari Santri dari segi ekonomi juga,” tutup Nur Kholifah dengan harapan agar kegiatan serupa terus diadakan di masa mendatang.
Pewarta : Syaifudin Zuhri, S.Pd
Editor : Sutriyadi