Penulis Khoirul Anwar Alumni Mahasiswa Universitas Al-Qolam Malang dan Kader HMI Cabang Malang. |
Tidak bisa dipungkiri mahasiwa baru kerap kali masih labil dan belum mengetahui organisasi itu apa?. Manfaatnya bagaimana untuk menunjang pembelajaranya?. Maka organisasi mahasiswa perlu adanya branding yang kuat dan menarik sesuai denga masa sekarang. Sebab jika dilihat lebih dekat dan mendalam, branding merupakan salah satu pintu gerbang awal untuk mengenalkan kepada mahasiswa khususnya mahasiswa baru. Lantas bagaimana membrending organisasi mahasiswa ini agar menarik dan seauai dengan yang di butuhkan mahasiswa sekarang?.
Kebanyakan organisasi mahasiswa selalu menampilkan iming-iming janji manis, seperti kelak ketika lulus kuliah akan demikian, jebolan organisasi ini sudah menjadi pejabat dan sebagainya. Sedangkan kenyataanya kebanyakan organisasi mengalami penurunan dalam penempaan diri dalam kawah candra dwimuka, belum siap dalam segi manajemen pendidikan untuk menempa kadernya dikarenakan banyak sekali problem di dalam kepengurusan dan anggotanya yang belum dituntaskan.
Kerap kali permasalahan dalam setiap organisasi terlihat adanya degradasi dalam kualitas kadernya. Hal yang demikian banyak sekali yang melatarbelakangi akan kemunduran tersebut, salah satunya kurangnya giroh, etos dalam menempa diri, sistem pengajaran dalam organisasi yang monoton tanpa adanya inovasi baru yang selaras dengan kondisi kader. Tekanan kepada pengurus untuk menyelesaikan proker, adanya iuran untuk menopang pendanaan kegiatan organisasi, kegagalan dan keretakan komunikasi antar pengurus dalam mengemban amanah sehingga terjadi komunikasi yang kurang aktif dan saling bergantung satu sama lain.
Salah satu gambaran nyata "Jika ada pengurus A kenapa harus saya, toh senior aja sudah tidak mendampingi dan mengarahkan kita," ucap salah satu kader, umpamanya. Terkadang yang menjadi sandungan tidak sesuai dengan khittah perjuangan adalah kader dididik materialistis sejak dini, sebelum pondasi ajaran organisasi di tanamkan dan mengakar pada hati nuraninya, ada uang kami jalan dan berjuang tak ada uang kita bubar barisan.
Maka hal yang perlu diupayakan untuk penguatan branding yang relevan tanpa iming-iming manis dan menampilkan publik figur alumni yang telah sukses adalah dengan menonjolkan kualitas pendidikan didalam organisasi dengan adanya perubahan dalam kualitas kader. Maka hal yang demikian akan menjadi sorotan bagi mahasiswa yang bukan anggota organisasinya. Semisal dengan aktif dalam segala kegiatan kampus, aktif dalam forum diskusi, berani mengutarakan pendapat di dalam kelas, serta dalam organisasi selalu mengadakan kegiatan yang dikemas dengan keperluan dan keadaan kadernya.
Mari kita muhasabah (intropeksi) diri, jika kita ingin menjadi organisasi yang bisa sustainable sesuai cita-cita pendiri organisasi kita yakni 5 insan cita, dan tetap eksis dalam dunia kampus. Satu hal yang harus kita fahami adalah di mana letak kita harus berjuang sesuai ajaran tanpa bergantung dari satu orang ke orang lain sedangkan orang tersebut demikian. Tetapi kita ikut ambil peran sesuai tanggungjawab yang kita emban dan kita ikrarkan.
Senior tetap merangkul adik-adiknya dan selalu mensuport dalam dinamika belajarnya, junior harus mau berusaha dan berikhtiar untuk diri dan organisasinya, pengurus harus menunaikan tanggungjawabnya sesuai tupoksinya dengan penuh kesadaran dalam hatinya dan anggota kadernya mendukung program pengurus dengan belajar dan mengkritiknya jika tidak selaras dengan kebenaran dan pemikiranya.
Pengurus dan kader harus memahami, bukan masalah kesibukan, bukan pula masalah mana yang lebih penting, tapi ikrar dibawah kitab suci dan amanah yang diemban harus dipegang teguh dan harus diikhtiarkan.
“Tidak sempurna iman seseorang yang tidak amanah, dan tidak sempurna agama orang yang tidak menunaikan janji.” (HR Ahmad).