Kelompok Gerakan Ternak Maju (GENTERMA)_35 Desa Argoyuwono Dusun Argomulyo RT/RW 16/04 Kecamatan Ampel Gading, Kabupaten Malang. (Dok. Chilung) |
Kenapa desa penting? Karena desa adalah masadepan dunia, Di desa kita mempunyai komoditas strategis yang hari ini menjadi motif negara-negara itu berperang, ada tiga komoditas penting di desa yang pertama di desa kita punya air bersih, masyarakat kota sekedar ingin meminumnya dia harus beli dan itu akan semakin mahal. Yang ke dua di desa mempunyai udara yang bersih, masyarakat kota itu hanya untuk sekedar menghirup udara bersih saja dia harus lari ke gunung lari ke pantai lari ke desa dan semakin lama semakin mahal, biaya waktu, biaya perjalanan dan lain sebagainya . Dan yang ke tiga di desa kita punya pangan sehat karena hampir semua makanan yang di konsumsi masyarakat kota hari ini terpapar oleh bahan kimia yang berbahaya. Bicara sayuran 100% tidak akan lepas dari pestisida, bicara daging dan telur dia tidak akan lepas dari bahan kimia melalui pakan dan vaksin.
Wahyudi Anggoro Hadi, S.Farm.,Apt.
Jika kita refleksi sebelum terbentuknya sebuah negara masyarakat sudah memiliki struktur dalam kehidupan sosialnya, dia menyadari dalam sebuah tatanan harus ada pemimpi atau orang yang menjadi petuah dalam tatanan sosial tersebut, pergumulan tatanan sosial tersebut di daerah pinggiran di sebut pedesaan. Desa memiliki peranan penting dalam masa perjuangan kemerdekaan dan setelahnya.
Namun dalam berjalanya watu desa belum mendapat prioritas khusu dari negara dan masyarakat untuk memajukan kehidupan yang sejahtera di daerah nya. SDM generasi di desa saat ini sangat menurun bagaimana tidak banyak pemuda yang di sekolahkan tinggi oleh orangtuanya dan yang mengenyam pendidikan setelah lulus dia akan merantau dengan harapan ketika pulang ke kampung halaman kelak akan hidup sejahtera dan berkecukupan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Mirisnya hal yang demikian sudah tertanam dalam mindset masyarakat dan pemuda bahwa bertani, berkebun, beternak itu sudah tidak menjanjikan dan menarik lagi karena ternilai kerja kasar dan kotor, mirisnya hal tersebut di amini oleh orang tua mereka, sebut saja bapak A dia akan bilang kepada anaknya, " Nak nanti setelah lulus sekolah, kuliah samean jangan seperti bapak samean harus bekerja di kantoran, jadi pegawai ASN faktanya ketika pemuda merantau dia akan mengalami tekanan dari perusahaannya, dari tempat kerjanya dan itu membuat dia tidak bisa hidup tenang dan menikmati pekerjaannya, dia akan melupakan nasib khalayak sosial di sekelilingnya, khususnya di desa tempat kelahirannya al hasil dalam bekerja orientasi mereka adalah yang penting mendapat uang, dan ketika dia kembali ke kampung halamannya dia akan bingung dan memulai dari nol kembali.
Tidak bisa di pungkiri ekonomi menjadikan tolak ukur dalam kesejahteraan sosial bahkan dalam agama pun mengajarkan agar umatnya untuk bekerja dan dilarang untuk meminta- minta, karena “Kemiskinan itu dekat kepada kekufuran"
Sebenarnya banyak sekali harapan masyarakat di desa kepada kaum muda untuk membangun desanya agar menciptakan ekonomi mandiri, banyak sekali peluang usaha hasil bumi dan peternakan yang bisa di olah, kekayaan alam di desa yang belum di manfaatkan dengan baik. Hal ini perlu adanya tenaga dan ide cemerlang dari kaum muda untuk membangun desa.
Jika melihat keadaan sosial sekarang banyak sekali pengusaha yang sudah melirik peluang-peluang yang berada di desa karena masyarakat dan pemuda di daerah tersebut tidak bisa memanfaatkan dan memolesnya menjadi sumber penghasilan ekonomi untuk masyarakat di desa.
Maka sudah saatnya pemuda-pemuda kembali ke desa tempat kelahirannya untuk membangun nya agar menjadi lebih baik kembali. Berani tampil dengan ide dan gerakan untuk mengkoordinir agar menjadi peluang usaha ekonomi mandiri. Membangun ekonomi dengan masyarakat setempat dengan memanfaatkan kekayaan alam di desanya.
*Oleh: Chilung Pemuda Kelompok Gerakan Ternak Maju Desa Argoyuwono, Dusun Argomulyo Rt 16 Rw. 04 Kec. Ampelgading Kab. Malang
*Tulisan opini sepenuhnya tanggung jawab penulis, tidak menjadi tanggung jawab redaksi opini.co
*Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang diterima apabila tidak sesuai dengan filosofi opini.co