Tulisan opini oleh Al Farisi Mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia Universitas Al-Qolam Malang Jawa Timur. (Dok. Istimewa) |
Dalam Perundang-undangan tentang Sistem Pendidikan No.20 tahun 2003,
mengatakan bahwa Pendidikan merupakan “usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat”. Definisi dari Kamus Bahasa Indonesia
(KBBI) kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ serta mendapatkan imbuhan ‘pe’
dan akhiran ‘an’, sehingga kata ini memiliki pengertian sebuah metode, cara
maupum tindakan membimbing. Dapat didefinisi pengajaran ialah sebuah cara
perubahan etika serta prilaku oleh individu atau sosial dalam upaya mewujudkan
kemandirian dalam rangka mematangkan atau mendewasakan manusia melalui upaya
pendidikan, pembelajaran, bimbingan serta pembinaan.
Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, Ki Hajar
Dewantara mendefinisikan pendidikan sebagai lingkungan pengasuhan bagi
anak-anak, memastikan mereka menerima semua dukungan yang diperlukan untuk
menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan cakap. Pendidikan adalah proses humanis yang harus
dipandang dengan rasa hormat bagi semua individu. Penting untuk menghindari
bias terhadap penilaian hak setiap individu, karena mereka adalah generasi yang
membutuhkan dukungan dan bimbingan kita dalam setiap tindakan untuk
mempromosikan perilaku sehat. Pendidikan tidak boleh dilihat sebagai sarana
untuk menciptakan individu yang berbeda dari orang lain yang dapat berbakti,
peduli, dan memiliki tempat untuk kehidupan yang sehat.
Pendidikan di Finlandia sering kali menjadi
perbincangan global karena sistemnya dianggap berhasil dan inovatif. Negara ini
telah mendapatkan banyak pujian atas pendekatannya yang unik terhadap
pendidikan, yang berbeda dari banyak negara lain di dunia. Dalam opini ini,
saya akan membahas beberapa aspek kunci dari pendidikan di Finlandia, alasan di
balik keberhasilannya, serta tantangan yang dihadapi.
Pemerintah Finlandia telah mengidentifikasi pendidikan sebagai faktor
kunci dalam pembangunan ekonomi dan modern, sebagaimana dinyatakan dalam Kementerian
Pendidikan. Pendidikan dan budaya merupakan target strategis yang penting bagi
pemerintah, sebagaimana diuraikan dalam Strategi Kementerian Pendidikan 2015,
yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan intelektual, fisik, dan ekonomi
melalui pendidikan bagi bangsa. Prinsip kompetisi atau persaingan tidak diterima di negara
ini, pasalnya publik Finlandia berpegang teguh pada keyakinan prinsip keadilan
(equity). Warga negara Finlandia menjunjung tinggi prinsip kesetaraan
(equality) dan keadilan (equity) serta bertolak belakang atau tidak menyetujui
pengelolaan sekolah berorientasi pasar atau kompetisi (Putra, 2015). Publik
atau masyarakat Finlandia mempunyai kekhawatiran atas kesempatan mendapatkan
pendidikan. Akses terhadap pendidikan yang sama menjadi prinsip dari pembuatan
regulasi di bidang pendidikan. Kebijakan tersebut kemudian mengarah pada suatu
keunggulan yang akan memberikan standar pendidikan yang sama terhadap warga
negaranya yang diperoleh secara gratis.
Masyarakat Finlandia terlibat aktif dalam pengembangan sistem
pendidikan, dengan fokus pada pentingnya pendidikan yang bermutu dan
berkualitas. Guru dan pimpinan sekolah bekerja sama untuk memahami apa yang
harus disediakan dan diberikan secara efektif kepada siswa, dengan
mempromosikan pendekatan yang berpusat pada siswa dalam pendidikan, yang
dicirikan oleh profesionalisme, individualisme, kemandirian, dan mutu. Budaya percaya di Finlandia diperkuat dengan
adanya nilaikerjasama dan kolaborasi (Putra, 2015). Upaya untuk menyiapkan
perekonomian yang mampu bersaing ditaraf internasional adalah peserta didik dan
lembaga pendidikan mengurangi cara belajar dengan konsep bersaing baik antar
siswa maupun antar sekolah. Finlandia memiliki pandangan sendiri dalam
menghadapi persaingan global, sebaliknya, sekolah harus meningkatkan kolaborasi
dan Kerjasama
Di Negara Finlandia Guru adalah aktor pelaksana utama dalam menerapkan berbagai strategi,
metode, dan regulasi yang telah ditentukan kriteria nasional. Guru selalu
menjadi panutan utama para peserta didik disekolah. Keseriusan Finlandia
terhadap kualitas guru patut diteladani. Finlandia mampu menjadikan guru dan
menjadi sosok dikalangan dikalangan umumnya. Kualifikasi bagi guru yang paling
dasar adalah master. Untuk membantu guru siswa, akan membantu tahap bukan
adalah master, yang akan melakukan ujian kompetensi yang berkaitan dengan
pemecahan masalah pendidikan, tahap kedua, tahap wawancara, dan simulasi
pemecahan masalah. Kerjasama, komunikasi, dan kreativitas adalah komponen utama
ini.
Pengembangan potensi profesi guru dilakukan melalui banyak metode salah satunya adalah mewajibkan para calon guru untuk melaksanakan pembelajaran ditingkat universitas melalui penelitian dan pelatihan pengembangan profesi.Kualifikasi yang diuraikan tersebut dapat dibayangkan betapa berkualitasnya para guru di Finlandia. Hasil penelitian yang berupa tesis dapat dijadikan dasar seorang guru dalam mengelola peserta didiknya (Goodill 2017). Upaya guru untuk mengembangkan kemampuan selalu didukung penuh oleh pemerintahannya. Penelitian dan pelatihan ini dinilai mampu mengarahkan para guru untuk mampu mengenali kekurangan serta menemukan solusi atas kekurangannya sendiri sehingga dapat memberikan Pendidikan yang baik bagi peserta didiknya.
Guru di Finlandia selalu diarahkan untuk memiliki kompetensi religious. Ini terbukti dengan konsep lain dari Pendidikan guru yaitu melalui pendalaman iman yang dididik oleh pemimpin agamanya masing (Goodill, 2017). Pemilihan peserta didik tidak melalui kualifikasi yang sangat rumit. Salah satu persyaratan utamanya adalah peserta didik harus mencapai usia 7 tahun yang dinilai telah cukup mampu untuk melakukan aktivitas fisik dan otak yang lebih. Pemerintah Finlandia terlibat aktif dalam bidang pendidikan, menyediakan kesempatan dan dukungan bagi siswa dari Prasekolah hingga Sekolah Menengah Atas.
Kurikulum Prasekolah bertujuan untuk memberikan siswa pengetahuan tentang pendidikan di Sekolah Menengah Atas, dengan fokus pada peningkatan pembelajaran anak-anak melalui kegiatan interaktif. Sistem pendidikan Finlandia menggunakan kurikulum terstruktur, dengan pendidikan dasar berlangsung selama 9 tahun dan pendidikan menengah berlangsung selama 6 tahun. Sistem ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dan potensi pada semua siswa. Guru mengajar mata pelajaran seperti matematika, sains, ilmu sosial, bahasa Inggris, Italia, Jerman, dan mata pelajaran lainnya. Bahasa internasional juga digunakan dalam pendidikan untuk mempersiapkan siswa. Fokus utamanya adalah pada pengembangan karakter siswa.
Di Indonesia, pendidikan mencakup berbagai mata pelajaran seperti bahasa, pendidikan, militer, ilmu sosial, matematika, almamater, jasmani, dan olah raga, keterampilan, budaya, dan masalah lokal. Perbedaan antara Finlandia dan Indonesia adalah Finlandia lebih fokus pada pembelajaran bahasa dan pengajaran bahasa Inggris kepada siswanya.
*Oleh: Al Farisi Mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia Universitas Al-Qolam Malang
*Tulisan opini sepenuhnya tanggung jawab penulis, tidak menjadi tanggung jawab redaksi opini.co
*Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang diterima apabila tidak sesuai dengan filosofi opini.co