Notification

×

Iklan

Iklan

Ubah Gaya Pendidikan Indonesia Adopsi Filosofi Pendidikan Finlandia

Rabu, 04 Desember 2024 | 06.21 WIB Last Updated 2024-12-03T23:25:21Z
Tulisan opini oleh Al Farisi Mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia Universitas Al-Qolam Malang Jawa Timur. (Dok. Istimewa)

Dalam Perundang-undangan tentang Sistem Pendidikan No.20 tahun 2003, mengatakan bahwa Pendidikan merupakan “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat”. Definisi dari Kamus Bahasa Indonesia (KBBI) kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ serta mendapatkan imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, sehingga kata ini memiliki pengertian sebuah metode, cara maupum tindakan membimbing. Dapat didefinisi pengajaran ialah sebuah cara perubahan etika serta prilaku oleh individu atau sosial dalam upaya mewujudkan kemandirian dalam rangka mematangkan atau mendewasakan manusia melalui upaya pendidikan, pembelajaran, bimbingan serta pembinaan.

Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, Ki Hajar Dewantara mendefinisikan pendidikan sebagai lingkungan pengasuhan bagi anak-anak, memastikan mereka menerima semua dukungan yang diperlukan untuk menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan cakap. Pendidikan adalah proses humanis yang harus dipandang dengan rasa hormat bagi semua individu. Penting untuk menghindari bias terhadap penilaian hak setiap individu, karena mereka adalah generasi yang membutuhkan dukungan dan bimbingan kita dalam setiap tindakan untuk mempromosikan perilaku sehat. Pendidikan tidak boleh dilihat sebagai sarana untuk menciptakan individu yang berbeda dari orang lain yang dapat berbakti, peduli, dan memiliki tempat untuk kehidupan yang sehat.

Pendidikan di Finlandia sering kali menjadi perbincangan global karena sistemnya dianggap berhasil dan inovatif. Negara ini telah mendapatkan banyak pujian atas pendekatannya yang unik terhadap pendidikan, yang berbeda dari banyak negara lain di dunia. Dalam opini ini, saya akan membahas beberapa aspek kunci dari pendidikan di Finlandia, alasan di balik keberhasilannya, serta tantangan yang dihadapi.

Pemerintah Finlandia telah mengidentifikasi pendidikan sebagai faktor kunci dalam pembangunan ekonomi dan modern, sebagaimana dinyatakan dalam Kementerian Pendidikan. Pendidikan dan budaya merupakan target strategis yang penting bagi pemerintah, sebagaimana diuraikan dalam Strategi Kementerian Pendidikan 2015, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan intelektual, fisik, dan ekonomi melalui pendidikan bagi bangsa. Prinsip kompetisi atau persaingan tidak diterima di negara ini, pasalnya publik Finlandia berpegang teguh pada keyakinan prinsip keadilan (equity). Warga negara Finlandia menjunjung tinggi prinsip kesetaraan (equality) dan keadilan (equity) serta bertolak belakang atau tidak menyetujui pengelolaan sekolah berorientasi pasar atau kompetisi (Putra, 2015). Publik atau masyarakat Finlandia mempunyai kekhawatiran atas kesempatan mendapatkan pendidikan. Akses terhadap pendidikan yang sama menjadi prinsip dari pembuatan regulasi di bidang pendidikan. Kebijakan tersebut kemudian mengarah pada suatu keunggulan yang akan memberikan standar pendidikan yang sama terhadap warga negaranya yang diperoleh secara gratis.

Masyarakat Finlandia terlibat aktif dalam pengembangan sistem pendidikan, dengan fokus pada pentingnya pendidikan yang bermutu dan berkualitas. Guru dan pimpinan sekolah bekerja sama untuk memahami apa yang harus disediakan dan diberikan secara efektif kepada siswa, dengan mempromosikan pendekatan yang berpusat pada siswa dalam pendidikan, yang dicirikan oleh profesionalisme, individualisme, kemandirian, dan mutu. Budaya percaya di Finlandia diperkuat dengan adanya nilaikerjasama dan kolaborasi (Putra, 2015). Upaya untuk menyiapkan perekonomian yang mampu bersaing ditaraf internasional adalah peserta didik dan lembaga pendidikan mengurangi cara belajar dengan konsep bersaing baik antar siswa maupun antar sekolah. Finlandia memiliki pandangan sendiri dalam menghadapi persaingan global, sebaliknya, sekolah harus meningkatkan kolaborasi dan Kerjasama

Di Negara Finlandia Guru adalah aktor pelaksana utama dalam menerapkan berbagai strategi, metode, dan regulasi yang telah ditentukan kriteria nasional. Guru selalu menjadi panutan utama para peserta didik disekolah. Keseriusan Finlandia terhadap kualitas guru patut diteladani. Finlandia mampu menjadikan guru dan menjadi sosok dikalangan dikalangan umumnya. Kualifikasi bagi guru yang paling dasar adalah master. Untuk membantu guru siswa, akan membantu tahap bukan adalah master, yang akan melakukan ujian kompetensi yang berkaitan dengan pemecahan masalah pendidikan, tahap kedua, tahap wawancara, dan simulasi pemecahan masalah. Kerjasama, komunikasi, dan kreativitas adalah komponen utama ini.

Pengembangan potensi profesi guru dilakukan melalui banyak metode salah satunya adalah mewajibkan para calon guru untuk melaksanakan pembelajaran ditingkat universitas melalui penelitian dan pelatihan pengembangan profesi.Kualifikasi yang diuraikan tersebut dapat dibayangkan betapa berkualitasnya para guru di Finlandia. Hasil penelitian yang berupa tesis dapat dijadikan dasar seorang guru dalam mengelola peserta didiknya (Goodill 2017). Upaya guru untuk mengembangkan kemampuan selalu didukung penuh oleh pemerintahannya. Penelitian dan pelatihan ini dinilai mampu mengarahkan para guru untuk mampu mengenali kekurangan serta menemukan solusi atas kekurangannya sendiri sehingga dapat memberikan Pendidikan yang baik bagi peserta didiknya.

Guru di Finlandia selalu diarahkan untuk memiliki kompetensi religious. Ini terbukti dengan konsep lain dari Pendidikan guru yaitu melalui pendalaman iman yang dididik oleh pemimpin agamanya masing (Goodill, 2017). Pemilihan peserta didik tidak melalui kualifikasi yang sangat rumit. Salah satu persyaratan utamanya adalah peserta didik harus mencapai usia 7 tahun yang dinilai telah cukup mampu untuk melakukan aktivitas fisik dan otak yang lebih. Pemerintah Finlandia terlibat aktif dalam bidang pendidikan, menyediakan kesempatan dan dukungan bagi siswa dari Prasekolah hingga Sekolah Menengah Atas. 

Kurikulum Prasekolah bertujuan untuk memberikan siswa pengetahuan tentang pendidikan di Sekolah Menengah Atas, dengan fokus pada peningkatan pembelajaran anak-anak melalui kegiatan interaktif. Sistem pendidikan Finlandia menggunakan kurikulum terstruktur, dengan pendidikan dasar berlangsung selama 9 tahun dan pendidikan menengah berlangsung selama 6 tahun. Sistem ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dan potensi pada semua siswa. Guru mengajar mata pelajaran seperti matematika, sains, ilmu sosial, bahasa Inggris, Italia, Jerman, dan mata pelajaran lainnya. Bahasa internasional juga digunakan dalam pendidikan untuk mempersiapkan siswa. Fokus utamanya adalah pada pengembangan karakter siswa.

Di Indonesia, pendidikan mencakup berbagai mata pelajaran seperti bahasa, pendidikan, militer, ilmu sosial, matematika, almamater, jasmani, dan olah raga, keterampilan, budaya, dan masalah lokal. Perbedaan antara Finlandia dan Indonesia adalah Finlandia lebih fokus pada pembelajaran bahasa dan pengajaran bahasa Inggris kepada siswanya.


*Oleh: Al Farisi Mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia Universitas Al-Qolam Malang

*Tulisan opini sepenuhnya tanggung jawab penulis, tidak menjadi tanggung jawab redaksi opini.co

*Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang diterima apabila tidak sesuai dengan filosofi opini.co 

 


×
Berita Terbaru Update