Minggu 9 Mar 2025

Notification

×
Minggu, 9 Mar 2025

Iklan

Iklan

Apa yang Tersisa Untuk Manusia Ketika Teknologi Mengambil Alih?

Senin, 27 Januari 2025 | 16.25 WIB Last Updated 2025-01-27T09:33:48Z

Wesil Arisih Mahasiswa Pascasarjana Universitas Al-Qolam Malang Jawa Timur. (Dok. Wesil)
OPINI.CO, MALANG - Pada saat ini kita menghadapi dekade teknologi yang mendominasi hampir seluruh aspek kehidupan manusia yang mana sangat sulit bisa terpisahkan dalam kehidupan nyata. Mulai dari alat ponsel sebagai alat komunikasi hingga kecerdasan AI yang bisa menyelesaikan berbagai tugas akademik, menggantikan peran di sektor dunia kerja, otomatisasi dan robotika yang telah mengurangi tenaga manusia di bidang manufaktur misalnya, logistik atau layanan adminidtrasi.


Hampir seluruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia telah menggunakan teknologi dalam pelayanan konsumenya baik yang berhubungan dengan tugas maupun administrasi. Sebab faktor pelayanan menjadi komponen penting untuk keberlangsungan eksistensi lembaganya, sehingga mahasiswa yang terlibat bisa merasakan kepuasan yang maksimal. Misalnya pelayanan admindtrasi perkuliahan di Universitas Al-Qolam Malang yang dikenal dengan SIAKAD (Admindtrasi Informasi Akademik), hal ini bukan untuk mempersulit mahasiswa justru malah mempermudah dalam pelayanan. Begitu juga di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Malang, dalam merawat pendataan santri dari tahun ke tahun dan pelayanan adminidtrasi menggunakan SIMATREN (Sistem Informasi Pesantren). Adanya system seperti ini bisa memudahkan komunikasi, adminitrasi, dan pemantauan wali santri terhadap anaknya yang masih ada di pesantren. Jika teknologi mengambil alih lantas apa yang menjadi sisa untuk manusia?

 

Mungkin benar, teknologi bisa menggantikan berbagai aktivitas yang berhubungan dengan manusia. Namun, disisi lain kemajuan teknologi mempunyai kelemahan dan kekurangan yang tidak bisa menggantikan manusia. Salah satu contohnya adalah tidak ada nilai yang bermakna, semakin pesat perkembangan teknologi akibatnya bisa merubah cara pandang manusia dalam memahami nilai kehidupan. Dimana sebelum adanya teknologi, manusia menjadi sumber kebanggaan dan kepuasan dan sekarang digantikan oleh sistem teknologi. Sehingga manusia selalu bergantung kepada teknologi, menggangkap teknologi bisa menghadapi persoalan yang dialami menusia. Mereka tidak sadar semakin disuguhkan teknologi semakin hilang esensi sebagai makhluk hidup yang berjuang dan berkreasi.

 

Tanpa kita sadari bahwa tegnologi telah berevolusi sacara signifikan di tengah kehidupan manusia. Mulai dari komunikasi dan otomatisasi suatu pekerjaan, namun tidak sepenuhnya teknologi bisa menggantikan semua peran manusia. Salah satunya kreatifitas, empati, dan upaya untuk menumbuhkan hubungan emosional yang kuat tetap membutuhkan tenaga manusia. Teknologi hanya sebagai asisten atau alat yang tidak memeiliki kesadaran, perasaan, nilai moral, dan tidak bisa memahami makna secara konstekstual yang mendalam dari kehidupan nyata. Oleh kareana itu, eksistensi manusia tetap menjadi penentu utama dalam penggunaan teknologi. Seperti halnya SIAKAD dan SIMANTREN bisa membantu efisiensi waktu dan tenaga, akan tetapi pengambilan keputusan masih membutuhkan sentuhan manusia yang bijaksana. 

 

Banyak orang biasa menjadi artis terkenal secara dadakan usai mengapload vidio mereka di social media seperti youtube dan tiktok. Bahkan tidak hanya itu, teknologi juga bisa digunakan untuk memperoleh teman baru atau bahkan mencari jodoh. sungguh kita dihadapan secara sadar tidak bisa dilakukan oleh orang-orang pada masa lampau. Perkembangan teknologi patut kita akui sangat membantu dalam menjalankan tugas sehari-hari, namun dibalik itu, ada resiko dan tantangan jika kita terlalu bergantung padanya seperti kehilangan kewajiban dan terkikisnya hubungan yang harmoni.

 

Sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas total dari perkembangan teknologi agar tidak ketingalan informasi dan ilmu pengatahuan. Pada hakikatnya dampak positif dan negatifnya teknologi pada saat ini bisa dilihat dari bagaimana manusia itu sendiri menggunakanya. Jika dianalogikan sebagai alat pisau, maka ada dua sudut pandang yang berbeda. Pertama nilai positif, jika digunakan untuk memotong sayuran. Kedua nilai negatif, jika digunakan melukai orang lain. Maka kita harus waspada dan perlu mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum menggunaan teknologi.

 

Jika menggunakan teknologi sesuai dengan kebutuhan maka akan memperoleh keuntungan bagi diri sendiri dan orang lain. Diantara keuntungan penggunaan teknologi ialah;

 

Pertama, teknologi akan menjanjikan perubahan di tengah masyarakat. Teknologi pasti mengubah cara aktivitas keseharian manusia misalnya, adanya televisi di rumah akan menumbuhkan agenda baru. Menggunakan handphone bisa untuk belajar ilmu pengetahuan dari youtube, atau mengembangkan aktivitas pekerjaan rumah seperti mencari tutorial cara membuat ayam rendang yang enak atau cara mengatasi laktop yang eror tanpa harus pergi ke tempat servis.

 

Kedua, teknologi menjanjikan popularitas, manusia dari latar belakang yang peling rendah sekalipun juga bisa eksis tampil di dunia maya melalui internet. Dengan hanya modal kamera bisa memposting hasil gambar dan video di berbagai platform media yang kita miliki. Tidak hanya orang terdekat yang bisa menonton tapi orang yang ada di belahan dunia juga bisa menyaksikan hasil video kita.

 

Ketiga, teknologi juga bisa meningkatkan produktivitas, perusahan yang besar tidak menutup kemungkinan pasti ada bantuan dari teknologi dalam meningkatkan produktivitas, dari pada harus menggunakan tenaga manual yang sangat mengurangi efisiensi waktu. Teknologi juga bisa dijadikan sebagai alat untuk mengontrol perusahan dan mengevaluasi kinerja mereka. Biasanya perusahaan menggunakan teknologi finger print atau sistem presensi dangan memanfaatkan sidik jari agar dapat mengatahui tingkat kehadiran karyawan yang telibat di dalamnya.


*) Kolom opini.co menerima tulisan opini atau karya sastra untuk umum. Panjang naskah opini maksimal 750 kata.


*) Sertakan: riwayat hidup singkat, nama akun medsos, beserta foto cakep, dan nomor telepon yang bisa dihubungi.


*)Naskah dikirim ke alamat e-mail soearamedianasional@gmail.com.


*)Tulisan opini sepenuhnya tanggung jawab penulis, tidak menjadi tanggung jawab redaksi opini.co.


*)Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang diterima apabila tidak sesuai dengan filosofi opini.co.

×
Berita Terbaru Update