Alvenita Putri Aulia Program Studi S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Surabaya. (Dok. Alvenita Putri) |
Ada
banyak perselisihan seputar mahasiswa kampus swasta, termasuk rasa takut,
kurang percaya diri, dan bahkan malu dikritik karena belajar di kampus swasta.
Padahal setiap PTS dan PTN memiliki keunggulan dan kehebatannya masing-masing,
pada hakikatnya sekolah dimana pun sama saja, yaitu sama-sama untuk memperdalam
ilmu, meningkatkan skill, menambah relasi, dan juga pengalaman. Oleh karena itu
pada dasarnya kuliah bukan tentang kampus negri ataupun swasta, melainkan
tentang seberapa besar dedikasi, kemampuan, dan integritas yang dapat
dikembangkan selama kuliah.
Saya
pernah membaca sebuah quote di sosmed kira-kira begini isinya “kuliah dimanapun
sama saja tergantung orangnya” mungkin sebagian orang tidak setuju dengan
statement tersebut, namun menurut saya ada benarnya karena ‘emas dimanapun akan
tetap jadi emas’ dengan self
improvement, kita dapat memaksimalkan potensi yang kita miliki. Meskipun
institusi pendidikan memiliki peran penting dalam menyediakan sumber daya dan
lingkungan belajar yang kondusif. Pada akhirnya, keberhasilan seseorang sangat
bergantung pada bagaimana individu tersebut memanfaatkan kesempatan yang
ada.
Dikutip
dari website id.quora.com dengan pertanyaan ‘Apakah masuk kuliah swasta adalah
sebuah kegagalan?’ dan jawaban dari beliau Jones Dangari mantan Fire
Engineering yakni “Menurut saya masuk
kuliah univ swasta bukan kegagalan, gak masalah masuk universitas tidak
terkenal yang penting ente belajar secara tekun dan semangat, sehingga mencapai
nilai maksimum karena syarat masuk kerja zaman sekarang semua lembaga negara,
BUMN, Perbankan, Perusahaan Swasta berpatokan IPK minimal 3,3 yang boleh ikut
seleksi dalam penerimaan pegawai. Kenapa mereka mematok seperti itu karena
menurut info dari komunitas HRD bahwa mereka yang memiliki IPK3 (minimal) pasti
memiliki etos belajar tinggi sehingga saat mereka diterima bekerja kebiasaan
mereka akan ikut terbawa saat sudah diterima bekerja sehingga mampu memberikan
kontribusi etos kerja tinggi demi kemajuan perusahaan. Contoh anak saya
(wanita) alumni univ swasta saat mau ikut seleksi di PwC
(pricewatherhousecoopers) cerita ke aku, saingan dia rata-rata alumni luar
negri (master) dari berbagai perguruan tinggi di LN, Aku cuman beri motivasi
bahwa yang menentukan rizki seseorang itu adalah Allah SWT (dia bisa melebarkan
dan juga menyempitkan kepada siapa yang dikehendaki-Nya) kalau memang milik
pasti lolos seleksi jadi jangan kalah sebelum perang. Keluar pengumuman lolos
alhamdulillah anakku berhasil LOLOS dan DITERIMA.
Dari
kutipan tersebut pastinya dapat menjadikan kita lebih terbuka tentang pemikiran
kampus swasta, juga membangun semangat dalam belajar dan mengupgrade diri,
karena setiap tantangan adalah peluang untuk tumbuh, mari jadikan setiap
kesulitan sebagai batu loncatan untuk meraih kesuksesan yang lebih tinggi. Saat
ini aku juga sedang kuliah di kampus swasta, jalan demi jalan sudah ku lewati
dengan penuh perjuangan, banyak kegagalan yang sudah terlewatkan, rasanya
kegagalan dan penolakan sudah menjadi makanan sehari-hari, namun dengan kegagalan
tersebut menjadikan ku lebih kuat. Ketika awal kuliah aku selalu berpikir bahwa
yang aku dapatkan tidak selalu sama seperti apa yang ku rencanakan, namun
ternyata aku salah, dari kampus ini aku bisa mendapatkan banyak hal yang
sebelumnya belum pernah terpikirkan, yang belum tentu bisa aku dapatkan ketika
aku masuk kampus negri.
Dapat
diambil kesimpulan bahwa sukses tidak dijamin kampus manapun, tetapi dari diri
kita sendiri bagaimana kita bisa self improvment. Seperti kata pepatah “The
only person you are destined to become is the person you decide to be”,
dengan usaha yang konsisten dan semangat belajar yang tinggi, kita dapat
mencapai segala hal yang kita inginkan. Final motivation “Jangan pernah
menilai masa depan seseorang berdasarkan situasi mereka saat ini, waktu
memiliki kekuatan untuk mengubah batubara hitam menjadi berlian yang berkilau.
Entah seindah apa di ujung sana, yang jelas kita masih di perjalanan”.
*) Kolom opini.co menerima tulisan opini atau karya sastra untuk umum. Panjang naskah opini maksimal 750 kata.
*) Sertakan: riwayat hidup singkat, nama akun medsos, beserta foto cakep, dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*)Naskah dikirim ke alamat e-mail soearamedianasional@gmail.com
*)Tulisan opini sepenuhnya tanggung jawab penulis, tidak menjadi tanggung jawab redaksi opini.co
*)Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang diterima apabila tidak sesuai dengan filosofi opini.co