Notification

×

Iklan

Iklan

Pengaruh Pilihan Jurusan Orang Tua terhadap Semangat dan Keseimbangan Hidup Mahasiswa

Minggu, 26 Januari 2025 | 12.02 WIB Last Updated 2025-01-26T09:34:23Z

Najla Salsabila Nasution Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. (Dok. Najla)
OPINI.CO, SUMATERA UTARA - Pilihan jurusan kuliah sering menjadi perdebatan hangat dalam keluarga. Bagi banyak orang tua, memilihkan jurusan bagi anak mereka dianggap sebagai bentuk kasih sayang dan upaya untuk menjamin masa depan yang cerah. Namun, di sisi lain, mahasiswa yang menjalani keputusan tersebut sering kali merasakan dampak emosional, mental, dan bahkan fisik dari pilihan tersebut, terutama ketika mereka tidak memiliki minat terhadap jurusan yang dipilihkan. Disini kita akan membahas bagaimana pengaruh pilihan jurusan oleh orang tua memengaruhi semangat mahasiswa serta keseimbangan hidup mereka.


Tekanan untuk Memenuhi Harapan


Ketika orang tua menentukan jurusan bagi anak mereka, motivasinya sering kali berasal dari keinginan untuk melihat anak sukses dalam bidang yang mereka anggap menjanjikan. Bidang seperti kedokteran, teknik, atau hukum sering dianggap sebagai jalur yang "aman" dan dihormati dalam masyarakat. Namun, tekanan untuk memenuhi harapan ini dapat menimbulkan stres yang besar bagi mahasiswa. Banyak dari mereka merasa terbebani untuk mencapai prestasi tinggi demi membuktikan bahwa mereka layak berada di jurusan tersebut, bahkan jika bidang itu bukanlah pilihan hati mereka.


Tekanan ini dapat berdampak negatif pada semangat belajar. Mahasiswa yang tidak memiliki ketertarikan terhadap jurusan yang mereka jalani sering kali merasa sulit untuk menemukan motivasi. Hal ini dapat memengaruhi kinerja akademik mereka dan bahkan memicu perasaan gagal karena tidak mampu memenuhi ekspektasi orang tua. Ketika harapan orang tua tidak sejalan dengan passion anak, konflik internal dapat muncul, yang sering kali berujung pada perasaan rendah diri dan kehilangan arah.


Dampak pada Kesehatan Mental


Pilihan jurusan yang tidak sesuai minat juga berdampak signifikan pada kesehatan mental mahasiswa. Mereka mungkin mengalami kecemasan berlebih, terutama ketika menghadapi ujian atau tugas besar yang membutuhkan pemahaman mendalam terhadap mata pelajaran yang tidak mereka sukai. Dalam beberapa kasus, mahasiswa bisa merasa terisolasi, terutama jika mereka tidak bisa berkomunikasi secara terbuka dengan orang tua tentang kesulitan yang mereka alami.


Depresi juga menjadi risiko yang harus diwaspadai. Mahasiswa yang merasa terjebak dalam jurusan yang tidak sesuai dengan minat mereka sering kali kehilangan rasa percaya diri. Perasaan ini bisa diperparah oleh lingkungan kompetitif di kampus, di mana mereka membandingkan diri dengan teman-teman yang tampak lebih antusias dan berhasil di bidangnya masing-masing. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat menyebabkan burnout atau kelelahan emosional yang serius.


Keseimbangan Hidup yang Terganggu


Mahasiswa yang terpaksa menjalani jurusan yang tidak mereka sukai sering mengalami ketidakseimbangan dalam hidup. Waktu yang seharusnya digunakan untuk mengeksplorasi minat atau mengembangkan hobi justru habis untuk menyelesaikan tugas-tugas yang tidak memberikan kepuasan pribadi. Akibatnya, mereka kehilangan kesempatan untuk menjalani hidup yang lebih bermakna dan seimbang.


Keseimbangan hidup mencakup berbagai aspek, seperti kesehatan fisik, hubungan sosial, dan waktu untuk diri sendiri. Ketika seseorang tidak menikmati apa yang mereka pelajari, mereka cenderung merasa tertekan dan kelelahan, yang akhirnya berdampak pada kebiasaan hidup, seperti pola makan tidak teratur, kurang tidur, atau bahkan menghindari interaksi sosial. Kondisi ini memperburuk situasi, membuat mereka semakin jauh dari kehidupan yang seimbang.


Pentingnya Komunikasi antara Orang Tua dan Anak


Untuk menghindari dampak negatif ini, komunikasi yang baik antara orang tua dan anak menjadi kunci utama. Orang tua perlu memahami bahwa minat dan passion anak adalah aspek penting yang harus diperhatikan dalam menentukan pilihan jurusan. Sebaliknya, anak juga perlu belajar menyampaikan pandangan mereka dengan cara yang jelas dan menghormati kekhawatiran orang tua.


Diskusi terbuka mengenai minat, bakat, dan prospek karier yang relevan dapat menjadi langkah awal yang baik. Orang tua dapat membantu anak mengeksplorasi berbagai pilihan jurusan yang sesuai dengan minat mereka sambil tetap mempertimbangkan aspek-aspek praktis, seperti peluang kerja di masa depan. Dengan cara ini, keputusan yang diambil menjadi lebih seimbang dan melibatkan kedua belah pihak.


Menemukan Solusi dan Dukungan


Jika mahasiswa sudah terlanjur berada di jurusan yang tidak sesuai dengan minat mereka, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengelola situasi tersebut. Salah satunya adalah mencari kegiatan ekstrakurikuler atau organisasi kampus yang sesuai dengan minat mereka. Dengan cara ini, mereka tetap bisa mengembangkan passion di luar akademik.


Selain itu, mencari dukungan dari teman, mentor, atau konselor kampus juga sangat membantu. Konselor dapat memberikan panduan tentang cara menghadapi tekanan akademik sekaligus membantu mahasiswa merancang rencana jangka panjang yang lebih sesuai dengan keinginan mereka. Dalam beberapa kasus, pindah jurusan juga bisa menjadi solusi, meskipun ini membutuhkan keberanian dan komunikasi yang baik dengan orang tua.


*) Kolom opini.co menerima tulisan opini atau karya sastra untuk umum. Panjang naskah opini maksimal 750 kata.


*) Sertakan: riwayat hidup singkat, nama akun medsos, beserta foto cakep, dan nomor telepon yang bisa dihubungi.


*)Naskah dikirim ke alamat e-mail soearamedianasional@gmail.com


*)Tulisan opini sepenuhnya tanggung jawab penulis, tidak menjadi tanggung jawab redaksi opini.co


*)Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang diterima apabila tidak sesuai dengan filosofi opini.co

×
Berita Terbaru Update