Najla Salsabila Nasution Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. (Dok. Najla) |
Tekanan untuk Memenuhi Harapan
Ketika
orang tua menentukan jurusan bagi anak mereka, motivasinya sering kali berasal
dari keinginan untuk melihat anak sukses dalam bidang yang mereka anggap
menjanjikan. Bidang seperti kedokteran, teknik, atau hukum sering dianggap
sebagai jalur yang "aman" dan dihormati dalam masyarakat. Namun, tekanan
untuk memenuhi harapan ini dapat menimbulkan stres yang besar bagi mahasiswa.
Banyak dari mereka merasa terbebani untuk mencapai prestasi tinggi demi
membuktikan bahwa mereka layak berada di jurusan tersebut, bahkan jika bidang
itu bukanlah pilihan hati mereka.
Tekanan
ini dapat berdampak negatif pada semangat belajar. Mahasiswa yang tidak
memiliki ketertarikan terhadap jurusan yang mereka jalani sering kali merasa
sulit untuk menemukan motivasi. Hal ini dapat memengaruhi kinerja akademik
mereka dan bahkan memicu perasaan gagal karena tidak mampu memenuhi ekspektasi
orang tua. Ketika harapan orang tua tidak sejalan dengan passion anak, konflik
internal dapat muncul, yang sering kali berujung pada perasaan rendah diri dan
kehilangan arah.
Dampak pada Kesehatan Mental
Pilihan
jurusan yang tidak sesuai minat juga berdampak signifikan pada kesehatan mental
mahasiswa. Mereka mungkin mengalami kecemasan berlebih, terutama ketika
menghadapi ujian atau tugas besar yang membutuhkan pemahaman mendalam terhadap
mata pelajaran yang tidak mereka sukai. Dalam beberapa kasus, mahasiswa bisa
merasa terisolasi, terutama jika mereka tidak bisa berkomunikasi secara terbuka
dengan orang tua tentang kesulitan yang mereka alami.
Depresi juga menjadi risiko yang harus diwaspadai. Mahasiswa yang merasa terjebak dalam jurusan yang tidak sesuai dengan minat mereka sering kali kehilangan rasa percaya diri. Perasaan ini bisa diperparah oleh lingkungan kompetitif di kampus, di mana mereka membandingkan diri dengan teman-teman yang tampak lebih antusias dan berhasil di bidangnya masing-masing. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat menyebabkan burnout atau kelelahan emosional yang serius.
Keseimbangan Hidup yang Terganggu
Mahasiswa
yang terpaksa menjalani jurusan yang tidak mereka sukai sering mengalami
ketidakseimbangan dalam hidup. Waktu yang seharusnya digunakan untuk
mengeksplorasi minat atau mengembangkan hobi justru habis untuk menyelesaikan
tugas-tugas yang tidak memberikan kepuasan pribadi. Akibatnya, mereka
kehilangan kesempatan untuk menjalani hidup yang lebih bermakna dan seimbang.
Keseimbangan
hidup mencakup berbagai aspek, seperti kesehatan fisik, hubungan sosial, dan
waktu untuk diri sendiri. Ketika seseorang tidak menikmati apa yang mereka
pelajari, mereka cenderung merasa tertekan dan kelelahan, yang akhirnya
berdampak pada kebiasaan hidup, seperti pola makan tidak teratur, kurang tidur,
atau bahkan menghindari interaksi sosial. Kondisi ini memperburuk situasi,
membuat mereka semakin jauh dari kehidupan yang seimbang.
Pentingnya Komunikasi antara Orang Tua dan Anak
Untuk
menghindari dampak negatif ini, komunikasi yang baik antara orang tua dan anak
menjadi kunci utama. Orang tua perlu memahami bahwa minat dan passion anak
adalah aspek penting yang harus diperhatikan dalam menentukan pilihan jurusan.
Sebaliknya, anak juga perlu belajar menyampaikan pandangan mereka dengan cara
yang jelas dan menghormati kekhawatiran orang tua.
Diskusi
terbuka mengenai minat, bakat, dan prospek karier yang relevan dapat menjadi
langkah awal yang baik. Orang tua dapat membantu anak mengeksplorasi berbagai
pilihan jurusan yang sesuai dengan minat mereka sambil tetap mempertimbangkan
aspek-aspek praktis, seperti peluang kerja di masa depan. Dengan cara ini,
keputusan yang diambil menjadi lebih seimbang dan melibatkan kedua belah pihak.
Menemukan Solusi dan Dukungan
Jika
mahasiswa sudah terlanjur berada di jurusan yang tidak sesuai dengan minat
mereka, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengelola situasi
tersebut. Salah satunya adalah mencari kegiatan ekstrakurikuler atau organisasi
kampus yang sesuai dengan minat mereka. Dengan cara ini, mereka tetap bisa
mengembangkan passion di luar akademik.
Selain itu, mencari dukungan dari teman, mentor, atau konselor kampus juga sangat membantu. Konselor dapat memberikan panduan tentang cara menghadapi tekanan akademik sekaligus membantu mahasiswa merancang rencana jangka panjang yang lebih sesuai dengan keinginan mereka. Dalam beberapa kasus, pindah jurusan juga bisa menjadi solusi, meskipun ini membutuhkan keberanian dan komunikasi yang baik dengan orang tua.
*) Kolom opini.co menerima tulisan opini atau karya sastra untuk umum. Panjang naskah opini maksimal 750 kata.
*) Sertakan: riwayat hidup singkat, nama akun medsos, beserta foto cakep, dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*)Naskah dikirim ke alamat e-mail soearamedianasional@gmail.com
*)Tulisan opini sepenuhnya tanggung jawab penulis, tidak menjadi tanggung jawab redaksi opini.co
*)Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang diterima apabila tidak sesuai dengan filosofi opini.co