Naura Nahdiyatus Sholihah Mahasantri Ma'had Al-Jami'ah Ronggowarsito UIN Raden Mas Said Surakarta. (Dok. Ybs) |
Kualitas pergaulan
perlu diberikan perhatian khusus, karena dapat mempengaruhi perkembangan dalam
aspek psikologi. Pentingnya kualitas pergaulan disebutkan pada kitab Ta’lim
Muta’allim karya Syekh Al-Zarnuji, tepatnya pada pasal 3. Pada pasal ini
membahas tentang tata cara memilih ilmu, guru, dan teman, serta keteguhan dalam menuntut
ilmu. Dengan nadhom yang berbunyi;
ﻋَنِ اﻟْﻣَرْءِ ﻻَ ﺗَﺳْﺄَلُ وَﺳَلْ ﻗرَﯾِﻧَﮫِ #
ﻓﺈَنِﱠ اﻟﻘَرِﯾْنَ ﺑﺎِﻟﻣْﻘُﺎَرِنِ ﯾَﻘْﺗَدِ
“Janganlah engkau bertanya tentang seseorang, tapi lihatlah temannya karena setiap teman selalu mengikuti temannya”
Bait ini menegaskan bahwa
teman/pergaulan mempengaruhi perspektif saat melihat seseorang. Apabila
seseorang memiliki pergaulan/teman yang baik, maka orang tersebut
berkemungkinan besar baik. Sebaliknya, apabila seseorang memiliki
pergaulan/teman yang jahat, maka berkemungkinan besar orang tersebut jahat.
Karena sifat pergaulan adalah saling mempengaruhi. Sesuai dengan nadhom berikut;
ﻓَﺈِنْ ﻛﺎَنَ ذاَﺷَرٌ ﻓﺟَﺎَﻧِﺑُﮫُ ﺳُرْﻋَﺔٌ #
وَإِنْ ﻛﺎَنَ ذاَ ﺧَﯾْرٍ ﻓﻘَﺎَرِﻧُﮫُ ﺗﮭَﺗْدَىِ
“Bila ia orang yang jahat jauhilah secepatnya, Bila orang baik bertemanlah dengannya niscaya engkau mendapat petunjuk.”
Dalam ilmu psikologi terdapat penelitian tentang kualitas persahabatan oleh Asher & Parker (1993). Dalam penelitian yang mereka lakukan, ditemukan enam aspek yang mempengaruhi kualitas persahabatan. Dengan kata lain, aspek ini merupakan kriteria yang harus dimiliki seseorang agar dapat membentuk hubungan persahabatan yang berkualitas, dan tidak membawa ke keburukan. Penelitian ini memberikan kontribusi signifikan dalam memahami bagaimana hubungan sosial dibentuk dan dipelihara, serta bagaimana hal ini berdampak pada perkembangan sosial emosional individu, terkhusus remaja. Penelitian ini dan kitab Ta’lim Muta’allim pasal 3 memiliki kesamaan dalam menekankan pentingnya karakter dan perilaku dalam hubungan sosial.
Dalam kitab Ta’lim
Muta’allim dijelaskan teman yang baik adalah seseorang yang seharusnya memiliki
kepribadian baik seperti
kejujuran. Jujur merupakan
adanya kesuaian antara perkataan, perbuatan sesuai dengan
tindakan yang nyata. Dapat dipahami kesesuaian antara hati dan ucapan. Orang
yang memiliki sifat jujur akan mendapat keselamatan. Hal ini juga diungkapkan
Asher dan Parker dalam aspek Pertukaran Intim (Intimacy and Affection).
Hubungan yang dekat ditandai dengan pengungkapan informasi pribadi dan
perasaan, menciptakan rasa saling percaya. Keterbukaan dalam berbagi pengalaman
dan perasaan adalah ciri penting dari hubungan yang sehat. Hal ini mencerminkan
keakraban yang dianjurkan oleh Al-Zarnuji
dalam pemilihan teman.
Kejujuran dalam
pergaulan sangatlah penting, dan termasuk ke dalam salah satu sifat wajib
Rasul. Karena Rasul sendiri telah menunjukkan kejujuran adalah akhlak terpuji
dan pangkal dari keseimbangan hidup. Dengan
sifat ini, hubungan akan terhindar dari kesalah pahaman yang dapat membawa ke
konflik antar personal. Pergaulan yang dilandasi dengan kejujuran akan
menciptakan lingkungan yang saling menghormati dan mendukung. Sejalan dengan
kejujuran, teman yang baik tidak akan memfitnah seseorang. Karena fitnah
merupakan perbuatan keji yang imbasnya sangat berbahaya.
Sifat kedua yang disinggung dalam kitab Ta’lim Muta’allim adalah tekun
atau tidak malas. Terdapat pada bait ke 22 pasal 3 yang berbunyi;
ﻻ ﺗﺻﺣـب اﻟﻛﺳﻼن ﻓﻰ ﺣـﺎﻟﺗﮫ #
ﻛـم ﺻـﺎﻟــﺢ ﺑﻔـﺳـﺎد آﺧــر ﯾﻔﺳـد
“Jangan kau temani si pemalas, hindari segala halnya, banyak orang shaleh menjadi kandas, sebab rerusuh sandarannya.”
Seorang
teman yang baik adalah orang yang memiliki sifat tekun. Selain itu, teman yang
baik juga harus memiliki sifat wara’. Wara’
adalah sikap berhati-hati terhadap diri sendiri dari segala sesuatu yang
belum jelas, meninggalkan perkara yang belum jelas dan melakukan perkara yang
sudah jelas. Teman yang baik harus berhati-hati dan tidak gegabah dalam berbuat
sesuatu. Syaikh Al Zarnuji
menganjurkan kepada kita untuk menghindari teman yang suka berbuat kerusakan.
Jika seorang menjauhi orang suka berbuat kerusakan maka orang tesebut akan
terhindar dari kerusakan tersebut.
Sifat yang
disebutkan ini berkaitan dengan aspek bantuan dan bimbingan (help and guidance)
dalam penelitian Asher dan Parker (1993). Teman yang baik pasti berusaha
membantu satu sama lain dalam menghadapi tantangan, baik dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam tugas yang lebih kompleks, dan hal ini menandakan
bahwa seseorang itu tidak malas. Malas merupakan orang yang ingin mendapatkan
sesuatu namun ia tidak ingin mendapat kesilitan dalam mendapatkannya.
Syeikh Al-Zarnuji melarang kita berteman
dengan orang yang banyak bicara namun tidak ada manfaatnya. Karena orang yang
banyak bicara itu hanya bisa membuang waktunya. Namun berbeda jika seseorang
banyak bicara tentang suatu ilmu. Syaikh Al Zarnuji menganjurkan kepada kita
untuk mencari teman yang pandai dalam berilmu, karena orang yang berilmu akan
memberikan manfaat kepada kita sedangkan orang yang bodoh akan merugikan kita
bahkan dapat menjerumuskan ke hal-hal yang tidak baik, berdasarkan bait ke 23
pasal 3;
ﻋدَوْىَ اﻟْﺑَﻠِﯾْدِ إﻟﻰَ اﻟﺟْﻠَﯾِدِ ﺳرَﯾِﻌَﺔٌ #
ﻛﺎَﻟْﺟَﻣْرِ ﯾُوْﺿَﻊُ ﻓﻲِ اﻟرﱠﻣﺎَدِ ﻓَﺗَﺣْﻣُدُ
“Orang bodoh lebih cepat menularkan kebodohannya pada orang pintar, Seperti bara api yang diletakkan pada abu, ia akan cepat padam.”
Sebagai teman yang
baik juga harus memiliki kepedulian dan dukungan emosional, di mana masing-masing individu menunjukkan minat
terhadap kesejahteraan satu sama lain.
Hal ini merupakan aspek
dukungan dan kepedulian (Validation and Caring) yang dijelaskan dalam
penelitian Asher dan Parker (1993). Dalam kitabnya, Al-Zarnuji juga mengajarkan
bahwa teman yang baik adalah mereka yang memiliki nilai dan minat yang sejalan,
sehingga dapat saling mendukung dalam proses belajar.
Teman
yang baik juga harus mampu mengatasi perbedaan pendapat tanpa merusak hubungan
merupakan aspek konflik dan pengkhianatan (Conflict and Betrayal). Seharusnya
teman yang baik dapat menyelesaikan konflik secara konstruktif, di mana kedua
belah pihak berusaha untuk mencapai pemahaman bersama (Conflict Resolution).
Kitab Ta’lim Muta’allim kembali menegaskan teman yang baik adalah seseorang
yang memiliki kemampuan untuk memahami masalah dengan cepat. Dan didukung
dengan adanya komunikasi yang baik dalam menyelesaikan permasalahan. Komunikasi
yang baik juga dapat meningkatkan kebersamaan. Persahabatan harus memiliki
waktu Bersama, karena kunci dari kekuatan hubungan adalah adanya kebersamaan.
Teman yang baik
seharusnya memiliki rasa sayang-menyayangi terkhusus dalam hal menuntut ilmu.
Saling menyayangi merupakan salah satu adab dari berteman. Hubungan antar
individu bisa disatukan melalui ikatan kasih sayang dengan temannya. Hal ini
sesuai dengan syarakh dalam kitab Ta’lim Muta’allim pasal 4;
واَﻟﺗﱠﻣﻠَﱡقُ ﻣَذْﻣُوْمُ إﻻِﱠ ﻓﻲِ طَﻠَبِ اﻟﻌْﻠِمِْ.
ﻓﺈَﻧِﱠﮫُ ﯾَﻧْﺑَﻐِﻲْ أَنْ ﯾﺗَﻣَﻠَﱠقَ ﻷﺳُِﺗْﺎَذِهِ وﺷَرُﻛَﺎَﺋِﮫِ ﻟﯾِﺳَﺗْﻔَﯾِدَ ﻣﻧِﮭْمُْ.
”Sayang menyayangi itu di cela terkecuali dalam hal menuntut ilmu, oleh sebab itu seyogyanya bagi para pelajar untuk sayang kepada gurunya serta teman-temannya, untuk mengambil sebuah keuntungan berupa faidah dari mereka.”
Pergaulan
yang kita miliki sangat dipengaruhi oleh cara kita memilih teman. Jika kita
memiliki pergaulan yang baik, maka kita akan terpengaruh dengan sesuatu yang
positif. Sebaliknya, jika kita memiliki pergaulan yang buruk (jahat), kita akan
cenderung melakukan sesuatu kea rah yang negatif. Seperti yang dijelaskan dalam
Kitab Ta’lim Muta’allim bait ke-24 dan ke-25 pasal 3;
ﯾﺎَرﺑَدْ ﺑَدْ ﺗرَﺑْوُدْاَ زﻣَﺎَرﺑِدَ #
ﺑﺣِقَﱢ ذاَتَ ﺑﺎَكِ ُﷲ اﻟﺻﱠﻣَدُ
“Kawan yang jahat lebih berbahaya dibandingkan ular berbisa, demi Allah yang maha tinggi lagi maha suci.”
ﯾﺎَ رَﺑَدْ أَرَدْ ﺗرُاَ ﺳوُىَ ﺟﺣَﯾِمٍ #
ﯾﺎَرﻧَﯾِﻛوُ ﻛِﯾْرَ ﺗﺎَﯾﺎَﺑﻲِ ﻧﻌَﯾِمٍ
“Teman buruk, membawamu ke nekara Jahim, Teman bagus, mengajakmu ke surga Naim.”
Dalam berteman seseorang harus memperhatikan perilaku, akhlak dan sifat orang yang akan dijadikan teman. Seseorang harus benar-benar memperhatikan seperti apa teman yang baik untuk dirinya, khususnya teman belajar, karena teman memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan seseorang. Jika seorang memiliki teman yang baik akhlaknya maka membawa mereka ke hal-hal yang baik pula, dan sebaliknya.
*) Kolom opini.co menerima tulisan opini atau karya sastra untuk umum. Panjang naskah opini maksimal 750 kata.
*) Sertakan: riwayat hidup singkat, nama akun medsos, beserta foto cakep, dan nomor telepon yang bisa dihubungi. Naskah dikirim ke alamat e-mail: soearamedianasional@gmail.com
*)Tulisan opini sepenuhnya tanggung jawab penulis, tidak menjadi tanggung jawab redaksi opini.co
*)Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang diterima apabila tidak sesuai dengan filosofi opini.co