Notification

×

Iklan

Iklan

Roy Keane Ungkap Kisah Pilu dengan Sir Alex di Manchester United

Selasa, 22 April 2025 | 16.51 WIB Last Updated 2025-04-22T09:51:57Z

Sir Alex Ferguson dan Roy Keane. (Dok. TNT Sport)
OPINI.CO - Perselisihan diantara salah satu yang paling terkenal didalam sejarah manchester United (MU) terjadi perselisihan mantan kapten tim, Roy Keane dan manajer legendaris, Sir Alex Ferguson.

 

Konflik memuncak pada Oktober 2005, usai kekalahan yang sangat mengejutkan Manchester United dari Middlesbrough dengan skor 1-4 tanpa balas. Hasil buruk itu memicu respons keras dari legendaris Manchester United Roy Keane, yang saat itu menjabat sebagai kapten tim.

 

Setelah hampir kurang dari sekitar 20 tahun, Roy Keane mengingat peristiwa yang sangat mengerikan itu, Dia mengungkapkan bahwa setelah 12 tahun berkarir di Old Trafford, Roy Keane mengaku menangis didalam mobilnya setelah menunggalkan Manchester united.

 

Dia hengkang dari Old Trafford pada November 2005 setelah mencapai kesepakatan bersama, yang dipicu oleh wawancaranya yang blak-blakan dengan MUTV. disaat itu Roy Keane secara terang terangan mengkritik salah satu tim rekannya setalah kalah telak dari Middlesbrough.  

 

Dalam sebuah wawancara dengan MUTV, Keane menyampaikan kritik sangat keras kepada sejumlah pemain muda Manchester United yang menurutnya tampil di bawah standar.

 

Nada penyampaiannya yang sangat tajam dinilai tidak pantas oleh Sir Alex Ferguson. Keane secara terang-terangan menyebut beberapa pemain muda itu kurang memiliki mentalitas dan sikap profesional tim yang sangat jauh dari persaingan di level tertinggi.

 

Pernyataan-pernyataan tersebut dianggap oleh Ferguson sebagai tindakan indisipliner yang tidak dapat diterima.

 

Sir Alex Ferguson merespons wawancara Roy Keane dengan cepat dan penuh ketegasan. Ia segera mencabut ban kapten dari Keane, sebuah langkah yang mengejutkan banyak orang. Tindakan ini menjadi penutup bagi masa kepemimpinan Keane di Manchester United, sebuah periode yang sarat dengan keberhasilan dan pencapaian luar biasa.

 

Ferguson menilai bahwa pernyataan Keane telah mengganggu kedisiplinan serta semangat tim, sehingga ia merasa perlu mengambil langkah tegas demi menjaga kestabilan klub.

 

Setelah kejadian tersebut, hubungan antara Keane dan Ferguson menjadi sangat buruk. Setelah itu, Ferguson memilih untuk menjual Keane ke klub lain, mengakhiri kariernya yang panjang dan sukses di Manchester United.

 

Dalam podcast Stick to Football, Gary Neville, Ian Wright, dan Jill Scott mengenang momen-momen emosional sepanjang karier mereka hingga meneteskan air mata, yang kemudian memicu pengakuan dari Roy Keane.

 

"Saat saya meninggalkan United, pagi itu saya menangis. Saya menangis di dalam mobil," ungkap Keane.

 

Ini bukan kali pertama pria berusia 53 tahun tersebut mengungkapkan sisi emosionalnya saat meninggalkan klub. Sebelumnya, ia juga pernah menyampaikan hal serupa dalam sebuah wawancara pada tahun 2023.

 

Roy Keane mengungkapkan dalam perbincangannya dengan Tommy Tiernan bahwa momen satu-satunya yang benar-benar membuatnya menangis adalah ketika ia harus meninggalkan Manchester United, terutama setelah mengalami konflik dengan beberapa individu di klub. Ia menambahkan bahwa di luar kejadian tersebut, dirinya merasa seolah-olah hidup dalam sebuah "gelembung", sebuah kondisi di mana emosi dan perasaan seringkali teredam karena fokus penuh pada dunia sepak bola.


×
Berita Terbaru Update